Jawara Game Dunia dari Madura

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><br /><tr><td style="text-align: center;"><img height="368" id="att_fotoimg" src="http://media.viva.co.id/thumbs2/2013/07/26/216118_tim-solite-studio_663_382.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr><br /><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">Jawara Game Dunia dari Madura</span></td></tr><br /></tbody></table><br /><div class="sorottitle"><br /><div class="left"><br /><h6><br /></h6><br /><h2><br /></h2><br />Merebut juara game Microsoft di <a class="zem_slink" href="http://maps.google.com/maps?ll=54.0888888889,18.4194444444&spn=0.1,0.1&q=54.0888888889,18.4194444444%20(Rusia)&t=h" rel="geolocation" target="_blank" title="Rusia">Rusia</a>. Berangkat dari kesederhanaan.</div><br /><div class="right" id="at_caption"><br />Anak-anak Madura ini tertawa lebar saat dipotret usai pengumuman pemenang dan menyisihkan 87 pelajar dari 71 negara.  </div><br /></div><br /><div class="scrollnav"><br /><div class="jcarousel-container jcarousel-container-vertical" style="display: block; position: relative;"><br /><div class="jcarousel-clip jcarousel-clip-vertical" style="position: relative;"><br /> <b>VIVAnews –</b><br /> Tak ada yang menyangka, dari bilik kecil empat kali empat meter itu, <br />lahir karya juara dunia. Ini bukanlah di Sillicon Valley, Amerika <br />Serikat, tempat para kampiun industri digital bertahta. Tapi di Madura, <br />pulau kecil di timur Jawa. </div><br /></div><br /></div><br /><div class="isiberita" style="font-size: 14px; line-height: 21px;"><br /><div style="font-size: 14px; line-height: 21px;"><br /><br /><br />Bilik itu begitu sederhana. Sejumlah <br />komputer teronggok di sudut. Ada meja rapat, dan selembar papan tulis di<br /> dinding. Sepertinya tak sepadan buat sebuah laboratorium teknologi <br />informasi.  Tapi di bilik kecil itu lah, sejumlah mahasiswa Teknik <br />Informatika Universitas Trunojoyo, Kamal, <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Bangkalan" rel="wikipedia" target="_blank" title="Bangkalan">Bangkalan</a>, Madura, membuat <br />kejutan. <br /><br /><br /><br />Dari tempat itu lahir <i>Save The Hamster</i>, game yang memenangi turnamen bergengsi tingkat dunia, <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Imagine_Cup" rel="wikipedia" target="_blank" title="Imagine Cup">Microsoft  Imagine Cup</a> di St. Petersburg, Rusia, 12 Juli. <br /><br /><br /><br />Adalah<br /> empat sekawan yang membangun "selamatkan si hamster" itu. Tim kecil itu<br /> merancang-bangun aplikasi game di ruang mungil kampus. “Kemenangan ini <br />mengejutkan,” ujar Asadullohil <a class="zem_slink" href="http://musicbrainz.org/artist/f961176a-916d-4209-85f2-df0f31bc7539.html" rel="musicbrainz" target="_blank" title="غالب">Ghalib</a> Kubat, pemimpin “proyek” game ini.<br /><br /><br /><br />Tentu,<br /> prestasi itu membuat para anak muda asal Madura bungah. Ini bukan hal <br />sepele. Lewat kompetisi itu, raksasa teknologi asal Amerika Serikat, <br /><a class="zem_slink" href="http://maps.google.com/maps?ll=47.6395972222,-122.12845&spn=0.01,0.01&q=47.6395972222,-122.12845%20(Microsoft)&t=h" rel="geolocation" target="_blank" title="Microsoft">Microsoft Corp</a>., selaku penyelenggara kontes tahunan itu, mengakui <br />prestasi anak muda <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia" rel="wikipedia" target="_blank" title="Indonesia">Indonesia</a>.<br /><br /><br /><br />Kompetisi itu adalah lomba <br />bergengsi tingkat dunia untuk mencipatakan proyek kreatif. Pesertanya <br />adalah pelajar di bidang teknologi, pengembang, dan calon wirausaha. <br />Sudah sebelas kali lomba itu diadakan, dan berlangsung setiap tahun. <br /><br /><br /><br />Ada<br /> tiga kategori utama yang dilombakan, yaitu Innovation, Games dan World <br />Citizenship. Dari tiga kategori itu, Tim Solite Studio dari Universitas <br />Trunojoyo Madura sukses menyabet juara dua di kategori Games. Ia pun <br />berhasil menggondol hadiah US$10.000, setara Rp100 juta.<br /><br /><br /><br />Anak-anak<br /> Madura itu tertawa lebar saat dipotret usai pengumuman pemenang. Mereka<br /> menyisihkan 87 pelajar dari 71 negara, yang berkompetisi di final <br />tingkat dunia. Jumlah itu disaring dari kompetisi online dan lokal dari <br />seluruh dunia. "Semua kerja keras kami terbayarkan saat kami bisa <br />membawa bendera merah putih Indonesia di panggung Imagine Cup 2013," <br />kata Ghalib.<br /><br /><br /><br />Tim Solite Studio terdiri dari Asadullohil Ghalib <br />Kubat (Team Leader), Miftah Alfian Syah (Programmer), Tony Wijaya <br />(Graphic Designer) dan Mukhammad Bagus Muslim (<a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Game_design" rel="wikipedia" target="_blank" title="Game design">Game Designer</a>). Semuanya <br />mahasiswa Trunojoyo, dan berusia 22 tahun (Lihat <a href="http://sorot.news.viva.co.id/news/read/432569-infografik--dari-pulau-garam-menghentak-dunia"><b>Infografik: Dari Pulau Garam Menghentak Dunia</b></a>).<br /><br /><br /><br />Tim Juri Imagine Cup sangat terkejut mengetahui game <i>Save the Hamster </i>telah diunduh 30.000 kali hanya dalam waktu dua minggu, 20.000 pada <a class="zem_slink" href="http://www.windowsphone.com/" rel="homepage" target="_blank" title="Windows Phone">Windows Phone</a>, dan 10.000 pada Windows 8.<br /><br /><br /><br />"Banyak<br /> orang yang mengatakan, Tim Solite Studio akan berada di panggung saat <br />malam penghargaan. Dan itu benar-benar terjadi," kata Audience Marketing<br /> Manager Microsoft Indonesia, Irving Hutagalung.<br /><br /><br /><br />President <br />Director Microsoft Indonesia Andreas Diantoro mengatakan, ini adalah <br />pertama kalinya tim Indonesia menang di Imagine Cup skala global. <br />Keberhasilan ini, kata dia, menjadi bukti para pengembang program di <br />Indonesia sudah diakui. “Bahkan yang berasal dari pulau kecil seperti <br />Madura," kata Andreas yang menyaksikan kiprah tim Solite Studio.  <br /><br /><br /><br />Kemenangan<br /> ini pun disambut luar biasa. Nyaris semua media sosial, mulai dari <br />facebook, twitter, hingga blog, terkena demam  kemenangan. Apalagi para <br />anak muda di Madura. Mereka bangga, game besutan anak Trunojoyo ini <br />berhasil menjadi juara 2 dunia. Prancis kalah, dan “Tim Madura” hanya <br />satu tingkat di bawah Austria. <br /><br /><br /><br /><b>Matematika si Hamster</b><br /><br /><br /><br /><i>Save the Hamsters</i><br /> adalah game edukatif yang dipasang di platform Windows Phone, dan <br /><a class="zem_slink" href="http://windows.microsoft.com/" rel="homepage" target="_blank" title="Windows 8">Windows8</a>. Game ini mengajak pemain belajar Matematika yang mengasyikkan.<br /><br /><br /><br />Dalam permainan, dikisahkan ada empat hamster tersesat. Tugas pemain membantu para hamster pulang ke rumahnya. <br /><br /><br /><br />Ada dua mode game mode,<i> original</i> dan <i>adventure</i>. Pada mode<i> original,</i><br /> pemain harus menghancurkan boks, tali, dan beberapa objek lainnya yang <br />menghalangi si hamster menuju rumahnya. Setiap hamster punya angka pada <br />tubuhnya. Pemain harus menempatkan hamster pada tempatnya sesuai dengan <br />simbol matematika yang ada di tanah.<br /><br /><br /><br />Pada mode <i>adventure</i>, pemain harus menghindari musuh, dan mengambil kunci berisi angka yang tepat, sesuai kombinasi angka yang terdapat pada layar.<br /><br /><br /><br />Hal unik dari <i>Save The Hamster</i>,<br /> pemain dapat menyusun kotak, tali, hamster, dan objek-objek lainnya, <br />lalu menjalankannya serta menyimpannya menjadi sebuah level permainan.<br /><br /><br /><br />Mengapa<br /> harus hamster? Ghalib mengaku memilih jenis marmut itu sebagai ikon <br />karena karakternya yang lucu. Selain itu, hewan ini kerap jadi mainan <br />kegemaran segala usia, dari anak-anak hingga dewasa. Ia berharap, dengan<br /> game ini orang tak sadar sudah diajak bermain matematika. Dan juga <br />berlatih menyelamatkan hewan.<br /><br /><br /><br />“Ide ini datang dari Miftah, sang programmer,” katanya. "Saya<i> team leader </i>yang mengatur semua proyek.”<br /><br /><br /><br />Tonny<br /> Wijaya, si desainer grafis, mengatakan peran Ghalib yang tekun dan suka<br /> browsing itu cukup besar dalam proyek ini.  Ghalib selalu mencari <br />informasi perlombaan.  “Kami berempat selalu nongkrong di lab,” katanya.<br /><br /><br /><br />Empat<br /> sekawan ini suka berdiskusi soal proyek mereka. Tentu saja, sebagai <br />mahasiswa sederhana, mereka tak rapat di kafe. Tempatnya cuma satu, <br />laboratorium kecil itu. Tapi mereka tetap semangat, bekerja sampai <br />larut, dan bahkan menginap di laporatorium mini itu. “Kami selalu kompak<br /> sejak pertama kami bekerja sama," kata Miftah mahasiswa angkatan 2009.<br /><br /><br /><br /><b>Dari kesederhanaan</b><br /><br /><br /><br />Uniknya,<br /> anak-anak Madura ini bukanlah besar dari dunia urban, tempat komputer <br />menjadi barang yang akrab. Ghalib misalnya. Dia anak petani. Rumah <br />orangtuanya juga sangat sederhana.<br /><br /><br /><br />Saat <i>VIVAnews </i>berkunjung<br /> ke rumahnya di Jalan KH M Cholil Sampang, tempat tinggalnya mudah <br />dikenali. Ada papan kecil bertulis agen sosis. "Itu usaha kecil-kecilan <br />ibu saya," kata anak pasangan Haji Takliman Thalhah dan Hajah Sufiah <br />ini.<br /><br /><br /><br />Tiga kawannya juga tak jauh beda. Miftah anak seorang <br />pegawai biasa di PT PAL di <a class="zem_slink" href="http://maps.google.com/maps?ll=-7.26527777778,112.7425&spn=0.1,0.1&q=-7.26527777778,112.7425%20(Surabaya)&t=h" rel="geolocation" target="_blank" title="Surabaya">Surabaya</a>. Ibunya juga hanya pekerja rumah <br />tangga. Dia tinggal di perkampungan padat di Jalan Tenggumung Karya Lor <br />Tengah, Surabaya Utara.  Mungkin, hanya Tony yang orang tuanya agak <br />lebih beruntung. Orangtua Tonny pegawai Bea Cukai Pelabuhan Tanjung <br />Perak, dan ibunya punya toko kelontong. <br /><br /><br /><br />Tapi kesederhanaan tak mematikan mimpi mereka (Lihat juga: <a href="http://sorot.news.viva.co.id/news/read/432571-dari-purwokerto-mengejar-mimpi"><b>Dari Purwokerto Mengejar Mimpi</b></a>).</div><br /><div style="font-size: 14px; line-height: 21px;"><br />Sebelum menembus <br />kompetisi dunia, sederet prestasi pernah disabet. Mereka pemenang <br />pertama Mobile Game Dev War 4 Nokia, 2012, mendapat medali emas Lumia <br />Apps Olympiad XNA Game Category, 2012,  dan juara utama Imagine Cup <br />Indonesia, 2013.<br /><br /><br /><br />Ghalib berkisah mula ia terjun di game ini. Saat<br /> itu ia magang di studio game, Gate Studio, di Bandung.  Lulusan SMK <br />Teknologi Informasi An-Najiyah, Tambak Beras, Jombang, ini magang dua <br />bulan, tepatnya pada Februari-April 2012.  <br /><br /><br /><br />Bagi dia, magang <br />bukan sekadar merampungkan tugas akhir kampus. Ia belajar betul membuat <br />game, dan bagaimana memasarkannya. Termasuk –agar terkenal— ikut <br />lomba-lomba. Dari situ ia ia mengajak teman-teman di kampusnya, Miftah, <br />Tony, dan Bagus membangun Solite Studio, tempat mereka berkarya <br />menciptakan games.<br /><br /><br /><br />“Lalu saya ajak teman-teman ikut kompetisi <br />Nokia, dan kami menang,” kata Ghalib, yang kini jadi CEO Solite Studio. <br />“Kami dapat uang Rp30 juta,” katanya.<br /><br /><br /><br />Dari kemenangan itu, ia <br />kian yakin, bila ditekuni karyanya bisa lebih berhasil. Mereka pun ikut <br />lomba berkali-kali, dan puncaknya menyabet Microsoft Imagine Cup 2013.<br /><br /><br /><br />Lalu,<br /> dipakai untuk apa hadiah Rp100 juta dari Microsoft itu?  Mereka akan <br />membeli rumah untuk markas perusahaan. Harapannya, dengan slogan “<i>We Grow from Dreams</i>”  mereka akan memproduksi game-game orisinal asli Madura. <br /><br /><br /><br />Mereka<br /> sudah mantap, tak akan pindah dari pulau kecil Madura, yang hanya <br />dikenal sebagai pulau penghasil garam. “Kami ingin mendunia dari <br />Madura,” kata Tonny. (np).</div><br /></div><br /><br /><br />© VIVA.co.id  <br /><br /><div class="zemanta-pixie" style="height: 15px; margin-top: 10px;"><br /><a class="zemanta-pixie-a" href="http://www.zemanta.com/?px" title="Enhanced by Zemanta"><img alt="Enhanced by Zemanta" class="zemanta-pixie-img" src="http://img.zemanta.com/zemified_h.png?x-id=2f431b71-535d-4668-b779-a656e1b0e52e" style="border: none; float: right;" /></a></div><br /></div><br />

Jawara Game Dunia dari Madura

Jawara Game Dunia dari Madura Merebut juara game Microsoft di Rusia . Berangkat dari kesederhanaan. Anak-anak Madura ini tertawa lebar saat ...

Read more »

Alasan Korea Batasi RI Belajar Kapal Selam

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /><div class="foto-hl-besar"><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><br /><tr><td style="text-align: center;"><img alt="Ini Alasan Korea Batasi RI Belajar Kapal Selam" src="http://statik.tempo.co/data/2013/05/19/id_185460/185460_620.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" title="Ini Alasan Korea Batasi RI Belajar Kapal Selam" /></td></tr><br /><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Pempek" rel="wikipedia" target="_blank" title="Pempek">Kapal Selam</a> KRI Nanggala 402. TEMPO/Fahmi Ali </i></td></tr><br /></tbody></table><br /><div class="crop"><br /></div><br /><br /><br /><span style="color: #666666;"><b>TEMPO.CO</b></span>, <br /><a class="zem_slink" href="http://maps.google.com/maps?ll=-6.2,106.8&spn=0.1,0.1&q=-6.2,106.8%20(Jakarta)&t=h" rel="geolocation" target="_blank" title="Jakarta">Jakarta</a>-Kementerian Pertahanan membantah jika pemerintah Korea Selatan <br />setengah hati memberikan transfer of technologi pembuatan kapal selam <br />kepada <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia" rel="wikipedia" target="_blank" title="Indonesia">Indonesia</a>. Korea Selatan <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Merit_%28Buddhism%29" rel="wikipedia" target="_blank" title="Merit (Buddhism)">punya</a> alasan kuat menolak perwakilan <br />dari PT <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/PAL" rel="wikipedia" target="_blank" title="PAL">PAL</a> ikut mengerjakan kapal selam pesanan Indonesia.<br /><br />"Menurut mereka pembangunan kapal selam punya resiko <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Sangat_%28term%29" rel="wikipedia" target="_blank" title="Sangat (term)">sangat</a> tinggi," <br /><a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Kata" rel="wikipedia" target="_blank" title="Kata">kata</a> Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Laksamana" rel="wikipedia" target="_blank" title="Laksamana">Laksamana</a> <br />Muda Rachmad Lubis, saat ditemui Tempo di kantor Kementerian Riset dan <br />Teknologi, Jakarta Senin lalu.<br /><br />Korea Selatan menyebut kapal <br />selam merupakan produk alat utama sistem persenjataan dengan standar <br />kualitas tinggi. Berbeda dengan kapal perang biasa, kapal selam <br />diwajibkan punya kemampuan menyelam hingga 350 meter dari permukaan laut<br /> sehingga tak boleh ada sedikit pun kesalahan. Jika tidak, nyawa dan <br />reputasi produsen kapal selam jadi taruhan. <br /><br />"Rusia yang ahli <br />kapal selam saja pernah gagal, apa lagi orang yang belum punya keahlian,<br /> resikonya sangat tinggi, rawan kecelakaan," terang Rachmad.<br /><br />Selain itu, faktor keselamatan pekerja Indonesia juga menjadi alasan <br />Korea Selatan. Sebab produksi kapal selam menggunakan peralatan yang <br />beresiko keselamatan besar, terlebih untuk orang yang belum punya <br />kemampuan. Alasan lain, Korea Selatan takut target produksi mereka molor<br /> karena harus memberi pelajaran kepada Indonesia. "Sementara kalau <br />produksinya telat, kan mereka kena denda."<br /><br /><a class="zem_slink" href="http://maps.google.com/maps?ll=31.8833333333,-4.26666666667&spn=0.1,0.1&q=31.8833333333,-4.26666666667%20(Meski)&t=h" rel="geolocation" target="_blank" title="Meski">Meski</a> begitu, saat <br />ini pemerintah sedang melobi Korea Selatan untuk memaksimalkan proses <br />alih teknologi. Minimal, jika perwakilan PT PAL benar-benar cuma diberi <br />kesempatan belajar dengan melihat (learning by seeing), Korea Selatan <br />mau memperlihatkan secara detil. "Jadi diharapkan kapal selam ketiga <br />kita bisa buat sendiri di Indonesia, tentu atas bimbingan langsung Korea<br /> Selatan," kata Rachmad.<br /><br />Indonesia memesan tiga unit Kapal <br />selam kelas Changbogo dari Korea Selatan, dengan harga sekitar 350 juta <br />Dollar Amerika Serikat per unit. Dalam perjanjian pembelian, Korea <br />Selatan menawarkan alih teknologi kepada Indonesia. Sesuai rencana dua <br />kapal selam akan diproduksi di galangan Daewoo Shipbuilding Marine <br />Engineering co Ltd. Kapal selam ketiga akan dikerjakan oleh ahli <br />Indonesia di galangan PT PAL.<br /><br />Sebelumnya, Ketua Pusat Kerja <br />Sama dan Promosi IPTEKS Institut Teknologi Sepuluh November <a class="zem_slink" href="http://maps.google.com/maps?ll=-7.26527777778,112.7425&spn=0.1,0.1&q=-7.26527777778,112.7425%20(Surabaya)&t=h" rel="geolocation" target="_blank" title="Surabaya">Surabaya</a>, <br />Raja Oloan Saut Gurning, mengingatkan Kementerian Pertahanan menekankan <br />lebih serius mengenai kesepakatan transfer of teknologi dalam pengadaan <br />kapal selam dari Korea Selatan. Indonesia sebagai pemilik uang berhak <br />mendapatkan manfaat lebih dari kerja sama ini. “Pemerintah harus <br />bernyali karena masih lebih besar uang kita dan kepentingan nasional <br />harus dibela,” kata Saut saat dihubungi, Rabu 26 Juni 2013.<br /><br />Saut menilai realisasi penguatan alat utama sistem pertahanan lebih <br />menguntungkan kepentingan asing dan berpotensi menjadikan alutsista <br />Indonesia dikendalikan para korporasi asing. Dalam jangka panjang <br />dampaknya akan sangat berbahaya bila bergantung pada negara lain.<br /><br />Menurut Saut, kerja sama pembelian kapal selam dengan Korea Selatan <br />berpotensi sangat merugikan Indonesia. Itu, kata dia, tampak dari detail<br /> teknis yang tidak adanya komponen kapal selam yang dibuat di Indonesia <br />dan minimnya keterlibatan tenaga ahli Indonesia dan hanya boleh melihat <br />(learning by seeing).<br /><br /><br /><br />INDRA WIJAYA<br /><br />tempo.co</div><br /><div class="zemanta-pixie" style="height: 15px; margin-top: 10px;"><br /><a class="zemanta-pixie-a" href="http://www.zemanta.com/?px" title="Enhanced by Zemanta"><img alt="Enhanced by Zemanta" class="zemanta-pixie-img" src="http://img.zemanta.com/zemified_h.png?x-id=8c5600c4-73ba-4597-8f07-df4cf198bede" style="border: none; float: right;" /></a></div><br /></div><br />

Alasan Korea Batasi RI Belajar Kapal Selam

Kapal Selam KRI Nanggala 402. TEMPO/Fahmi Ali TEMPO.CO , Jakarta -Kementerian Pertahanan membantah jika pemerintah Korea Selatan setengah h...

Read more »