Top 10 Tools Berguna Yang Pengembang Web Harus Pertimbangkan

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /><div style="text-align: justify;"><br />Tools ini sangat membantu senjata untuk setiap desainer dan pengembang itulah sebabnya alat yang efisien selalu diminati dalam mendesain web industri. Terlepas dari kenyataan bahwa ada banyak berguna berbasis web alat yang tersedia untuk membuat tugas pengembangan web lebih sederhana, efektif dan menghemat waktu juga. <br /><br /><br /><br /><br /><br />Jika Anda seorang desainer atau pengembang dan mencari beberapa alat pengembangan yang berguna, maka Anda telah mendarat di tiang kanan gawang. Di sini, kami menampilkan koleksi mengagumkan alat pengembangan web yang akan sangat berguna bagi desainer dan pengembang dan akan membuat pekerjaan mereka lebih mudah dan lebih cepat.<br /><br /><br /><br />1. <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&u=http://dabblet.com/&usg=ALkJrhhZHNUBdsJVQDECTFBvRqr0kyogdQ">Dabblet</a><br /><br /><br /><br /><img height="371" src="http://codegeekz.com/wp-content/uploads/dabblet.jpg" width="640" /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Ini adalah taman bermain CSS interaktif dan alat berbagi kode. Menggunakan awalan bebas, itulah sebabnya setiap prefiks tidak dapat digunakan dalam kode CSS dan pekerjaan Anda dapat disimpan dalam GISTs Github. Juga dapat berbagi dengan orang lain sederhana. Hal ini kompatibel dengan Chrome, Firefox dan Safari versi saja.<br /><br /><br /><br />2. <a href="https://github.com/swanson/stringer">Stringer</a><br /><br /><br /><br /><img height="375" src="http://codegeekz.com/wp-content/uploads/stringer-rss-reader.jpg" width="640" /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Stringer adalah mengagumkan self-hosted open source anti-sosial RSS reader. Ini tidak memiliki dependensi eksternal, tidak ada berbagi sosial / rekomendasi dan tidak ada mesin mewah untuk belajar algoritma. Tapi wartawan memang memiliki shortcut keyboard. Telah ditulis dalam Ruby dan telah dibangun di Sintra.<br /><br /><br /><br />3. <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&u=http://desantapp.com/&usg=ALkJrhj3r-buDdPYUexvsYrGdVwVK3y4Bg">Desant</a><br /><br /><br /><br /><img height="328" src="http://codegeekz.com/wp-content/uploads/desant.jpg" width="640" /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Ini adalah sebuah aplikasi web open source yang mudah dan cepat mengelola halaman arahan dan dapat disesuaikan dengan admin daerah yang rapi.<br /><br /><br /><br />4. <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&u=http://zmoazeni.github.io/csscss/&usg=ALkJrhjRaEuYE9d2ogu9sCP-N4d1Ro7g-w">CSSCS</a><br /><br /><br /><br /><img height="325" src="http://codegeekz.com/wp-content/uploads/csscss.jpg" width="640" /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Alat ini dapat dengan mudah menganalisis semua file CSS untuk melihat keluar jika aturan set memiliki duplikat deklarasi. Hal ini dapat didownload sebagai permata ruby ​​dan juga berjalan pada command line.<br /><br /><br /><br />5. <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&u=http://www.phpfreechat.net/&usg=ALkJrhgz3qkNONX3bGNxV_wz8-mmBe8YiA">phpFreeChat</a><br /><br /><br /><br /><img height="350" src="http://codegeekz.com/wp-content/uploads/php-free-chat.jpg" width="640" /><br /><br /><br /><br /><br /><br />PhpFreeChat adalah gratis, cepat, bahasa dan disesuaikan aplikasi chatting multi-, yang menggunakan sistem file sederhana untuk pesan dan panggilan penyimpanan. Hal ini dapat digunakan oleh beberapa pengguna pada satu waktu dan juga memiliki tata letak yang responsif dengan mudah bekerja pada ponsel resolusi layar yang berbeda. Hal ini dapat diinstal dengan mudah oleh siapa saja dan tidak memerlukan database apapun untuk menjalankan.<br /><br /><br /><br />6. <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&u=http://jsonmate.com/&usg=ALkJrhhJiz0xanDp3oOYzI-QUGxxF4BFHQ">JSONmate</a><br /><br /><br /><br /><img height="350" src="http://codegeekz.com/wp-content/uploads/jsonmate.jpg" width="640" /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Aplikasi web ini adalah editor JSON gratis yang menyediakan JSON beautifier, JSON inspektur dan visualisasi JSON. Juga, ia memiliki kemampuan untuk memuat data JSON dari API eksternal. Satu hal yang baik bagi pengembang dalam alat ini adalah alat open source yang dapat digunakan bebas biaya.<br /><br /><br /><br />7. <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&u=http://getpinry.com/&usg=ALkJrhhOJ83BZlXpPljL19-bZTpjOUnltg">Pinry</a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><img height="328" src="http://codegeekz.com/wp-content/uploads/Pinry.jpg" width="640" /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Pinry adalah sebuah aplikasi web open source yang memungkinkan Anda membangun pintrest jenis website. Anda dapat meng-host sendiri pada server yang mendukung Python.<br /><br /><br /><br />8. <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&u=http://www.phpfastcache.com/&usg=ALkJrhjmV2245wAt8jZficqk9EsbG_XqXA">PhpFastCache</a><br /><br /><br /><br /><img height="350" src="http://codegeekz.com/wp-content/uploads/phpfastcache.jpg" width="640" /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Ini adalah alat open source PHP yang datang dengan file tunggal dan dapat diintegrasikan dengan cepat oleh salah satu. Ini juga mendukung beberapa metode caching (wincache, memcache, memcached, APC, mpdo dan PDO). Dengan alat ini periode caching dapat didefinisikan dengan mudah.<br /><br /><br /><br />9. <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&u=http://webcolourdata.com/&usg=ALkJrhghSiKvNJRLbHICz6W7V6NCy6z0Lg">Web Data Warna</a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><img height="350" src="http://codegeekz.com/wp-content/uploads/web-color-data.jpg" width="640" /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Ini alat yang mengagumkan dengan mudah tahu "warna yang telah digunakan pada halaman web". Dengan hanya mengirimkan URL, maka akan menganalisis warna yang digunakan dalam. Juga, itu adalah sumber besar untuk pecinta warna.<br /><br /><br /><br />10. <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&u=http://www.autreplanete.com/ap-social-media-image-maker/&usg=ALkJrhirMFbRnm99jHCCK2OpmawORNmxBA">Social Media Images</a><br /><br /><br /><br /><img height="328" src="http://codegeekz.com/wp-content/uploads/social-media-image-maker.jpg" width="640" /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Gambar Social Media Maker adalah tool berbasis web yang memungkinkan Anda dengan mudah dan cepat mengedit, mengimpor dan mengubah ukuran gambar profil Anda untuk digunakan dalam situs media sosial. Mendukung banyak situs media sosial utama seperti Facebook, Twitter, Linkdin, dll <br /><br /><br /><br /><br /><br />Auther Bio: Posting ini disumbangkan oleh Andrew Johnson, yang pendiri <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&u=http://www.bestpsdtohtml.com/&usg=ALkJrhgBqYdIUA2RaVge7utkKuqYsFx8Bg">BestPSDtoHTML</a> . Dia suka menulis tentang desain kreatif, pengembangan website, teknologi dan segala sesuatu tentang inovasi terbaru. Sebagai seorang pengusaha internet, ia terus mencoba untuk menginspirasi orang-orang tentang <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&u=http://www.bestpsdtohtml.com/20-best-psd-to-wordpress-service-providers/&usg=ALkJrhiYLZgUmP6LpsNRaJTfMOLXfyblEw">PSD ke WordPress</a> konversi, menjadi tren terbaru di pasar. Dia telah kenabian dalam mengidentifikasi cara terbaik untuk meningkatkan dan memanfaatkan berita tersebut untuk mendorong pertumbuhan penjualan untuk perusahaan mulai dari pemula untuk organisasi besar. </div><br /><div class="zemanta-pixie" style="height: 15px; margin-top: 10px;"><br /><img alt="" class="zemanta-pixie-img" src="http://img.zemanta.com/pixy.gif?x-id=3e95858a-8948-4e97-b63d-e65ebed7bec4" style="border: none; float: right;" /></div><br /></div><br />

Top 10 Tools Berguna Yang Pengembang Web Harus Pertimbangkan

Tools ini sangat membantu senjata untuk setiap desainer dan pengembang itulah sebabnya alat yang efisien selalu diminati dalam mendesain web...

Read more »

Merunut Kembali Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /><h1><br /></h1><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><br />Kurun sebelum ‘kemerdekaan’ <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia" rel="wikipedia" target="_blank" title="Indonesia">Indonesia</a> (sebelum 17<br /> Agustus 1945) belum ada Negara  Kesatuan Republik Indonesia -- kawasan <br />itu lazim disebut <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Wilayah" rel="wikipedia" target="_blank" title="Wilayah">wilayah</a> <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Nusantara" rel="wikipedia" target="_blank" title="Nusantara">Nusantara</a>. Batas-batas  wilayah Nusantara  itu<br /> tidak sama dengan batas-batas  wilayah Negara Kesatuan Republik <br />Indonesia.<br /><br /><br /><div style="text-align: justify;"><br />Bicara perihal wilayah Nusantara, ingatan kita harus kembali ke jaman <br />kerajaan,  kasultanan, kasunanan, yang tersebar di seluruh  wilayah <br />Nusantara. <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Persian_language" rel="wikipedia" target="_blank" title="Persian language">Dari</a> kondisi itulah  sebenarnya terdapat berbagai  etnis atau<br /> suku bangsa yang mempunyai keanekaragaman. Tentu saja, keanekaragaman <br />budaya. Bicara budaya, tak dapat lepas dari mengenal unsur-unsur <br />kebudayaan, yakni: sistem mata pencaharian, ilmu pengetahuan dan sistem <br />teknologi, sistem komunikasi, organisasi sosial, kesenian, sistem <br />kepercayaan (agama atau sejenisnya), pendididikan, kesehatan, tata boga <br />dan tata busana.<br /><br /><a name="more"></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Masing-masing  etnis mempunyai sumber kesusilaan. Terdiri dari sumber <br />kesusilaan perseorangan dan  sumber kesusilaan umum.  <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Sumber" rel="wikipedia" target="_blank" title="Sumber">Sumber</a> kesusilaan <br />perseorangan berupa cara-cara (bentuk) perbuatan.  <a class="zem_slink" href="http://maps.google.com/maps?ll=46.7792,23.9642&spn=1.0,1.0&q=46.7792,23.9642%20(Suatu)&t=h" rel="geolocation" target="_blank" title="Suatu">Suatu</a> bentuk <br />perbuatan yang  dilakukan tiap individu, dapat menjadi kebiasaan yang <br /> merupakan dasar dari kesusilaan umum.  Kebiasaan berkembang lebih <br />lanjut menjadi tata kelakuan, lalu menjadi  adat istiadat dan bahkan <br />menjadi hukum adat. Kesusilaan perseorangan yang  menjadi kesusilaan <br />umum, kemudian ‘dilembagakan’:  untuk  diketahui, dimengerti,  ditaati, <br />dihargai  yang kemudian terinternalisasi semakin kuat menjadi lembaga <br />sosial. Dengan penjiwaan dan internalisasi yang makin kuat, menjadi <br /> membudaya.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Sumber kesusilaan  yang terinternalisasi sehingga membudaya tersebut, <br />berasal dari  peraturan yang  dikeluarkan raja-raja, sultan-sultan di <br />seluruh Nusantara. Ada juga yang berasal  dari kitab-kitab  kuno. Ada <br />pula yang berasal dari kehidupan masyarakat (rakyat) juga.  Sumber dari <br />rakyat ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis. </div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Sumber kesusilaan selalu  mengandung nilai atau gagasan yang paling <br />ideal, yaitu segala yang didambakan sebagai yang paling ideal yang <br /> melekat pada objek, gagasan, dan pengalaman manusia  dalam  bercipta, <br />berasa dan berkarya.  <a class="zem_slink" href="http://maps.google.com/maps?ll=2.80222222222,101.799444444&spn=0.01,0.01&q=2.80222222222,101.799444444%20(Nilai%20Komuter%20station)&t=h" rel="geolocation" target="_blank" title="Nilai Komuter station">Nilai</a>  yang  ada pada setiap suku bangsa, <br />menyangkut masalah dasar. Yaitu tentang hakikat hidup, hakikat karya, <br />persepsi waktu, pandangan terhadap alam, dan hubungan dengan sesama.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Dari situlah kemudian muncul sebuah corak yang dalam istilah <br />“religiomagis” erat dengan pandangan hidup yang  mengandung perpaduan <br />alam bepikir “bangsa Indonesia”. Bahkan religiomagis  ini diartikan <br />manusia sebagai <i>participerend cosmisch</i> (manusia bagian dari <br />alam semesta) wajib mengusahakan  keseimbangan atau keselarasan  atau <br />keserasian antara makro kosmis dan mikro kosmis. Masyarakat di setiap <br />suku bangsa sudah mempunyai kepercayaan terhadap Sang Hyang  Adhi <br />Inderawi – yakni sesuatu yang  tidak bisa dilihat oleh mata manusia atau<br /> didengar oleh telinga manusia (kecuali orang terpilih), yg menggerakkan<br /> segala kekuatan di luar kemampuan  manusia, misal: kematian, kelahiran,<br /> bencana alam.  Setiap etnis mempunyai sebutan terhadap  Sang Hyang Adhi<br /> Inderawi dengan istilah berbeda-beda sesuai bahasa setempat. <br />Penyebutannya berbeda tetapi mempunyai kesamaan  percaya pada Sang Hyang<br />  Inderawi tersebut setelah ‘kemerdekaan’ dan berdiri Republik Indonesia<br /> dirumuskan dalam sila:  Ketuhanan Yang Maha Esa.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Selain corak religiomagis, suku banga di wilayah Nusantara, juga mengenal corak <i>commune trek,</i> atau <i>communal,</i><br /> yakni kebersamaan. Ini bukti manusia merupakan makhluk dalam ikatan <br /> kemasyarakatan yang  kuat dalam segala aktivitas (kegiatan)  manusia. <br />Kepentingan  individu selalu diimbangi dengan  kepentingan umum. Hak-hak<br /> individu diimbangi hak-hak umum.  Corak religiomagis ini melahirkan <br />sila:  Persatuan Indonesia.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Selain religiomagis dan <i>commune trek,</i> juga terdapat  corak <br />tunai (kontan) artinya penataan pikiran serba konkret dengan perbuatan <br />nyata, atau perbuatan simbolis atau dengan suatu pengucapan, maka suatu <br />tindakan yang  dimaksud selesai seketika itu juga. Artinya,  masyarakat <br />telah terbaisa dengan adanya  komitmen dan  dapat dipercaya. Contoh: <br />jaman ‘dulu kala’ jual-beli padi di sawah seluas dua hektar, tidak <br />memerlukan dokumen bahkan tidak perlu saksi seperti sekarang.  Antara <br />penjual dan pembeli cukup berkomitmen dan saling percaya. Inilah yang <br />harus dipahami bahwa  aspek kejujuran dari kebiasaan kesusilaan <br />perorangan yang kemudian menjadi kesusilaan umum sehingga setiap ucapan <br /> orang dapat dipercaya karena setiap orang mempunyai komitmen tinggi <br />pada apa yang diucapkan. Corak tersebut, melahirkan sila: Kemanusiaan <br />yang adil dan beradab.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Dengan demikian  dasar dari nilai-nilai  <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Pancasila_%28politics%29" rel="wikipedia" target="_blank" title="Pancasila (politics)">Pancasila</a> tersebut,  merupakan<br /> kecerdasan atau kebijaksanaan setempat yang dapat diketahui atau <br />ditemukan di balik aktivitas manusia. Misal, sikap membungkukkan badan <br />jika hendak menghormati orang lain, posisi tangan saat mempersilahkan <br />orang lain, cara duduk, dan lain-lain – semua mencerminkan  kebijakan <br />atas  kecerdikan lokal. Setiap suku memiliki aktivitas atau <br />simbol-simbol atau lambang-lambang yang memiliki makna. Hal itu dapat <br />digali dari dongeng, cerita rakyat, pepatah, nyanyian daerah, semboyan, <br />mitos-mitos yang ada.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Satu contoh model pengairan, Subak di <a class="zem_slink" href="http://maps.google.com/maps?ll=-8.65,115.216666667&spn=1.0,1.0&q=-8.65,115.216666667%20(Bali)&t=h" rel="geolocation" target="_blank" title="Bali">Bali</a> yang telah dilaksanakan <br />turun temurun dari generasi ke generasi, merupalan dasar dari Sila <br />Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam <br />permusyawaratan/perwakilan dan Kedadilan sosial bagi seluruh rakyat <br />Indonesia. Subak adalah kecerdasan dan kearifan lokal yang kini mendapat<br /> pengakuan dari <i>The <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/World_Heritage_Site" rel="wikipedia" target="_blank" title="World Heritage Site">World Heritage</a>.</i> Kearifan lokal  yang <br /> mengandung nilai-nilai dasar Pancasila terdapat di seluruh wilayah <br />Nusantara. Tidak ada yang diambil dari bangsa atau wilayah lain. <br />Meskipun berbeda-beda, namun nilainya tetap sama.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Dari situlah nilai-nilai  Pancaila  menjadi dasar, setelah  berdiri <br />negara Republik Indonesia, atau setelah Indonesia ‘merdeka’.  Oleh <br />perumus, nilai-nilai dalam berkehidupan suku bangsa yang ada dalam <br />masyarakat, diperas menjadi lima sila di dalam rumusan Pancasila. <b>Sej</b><b>ak </b><b> itulah P</b><b>ancasila </b><b>dijadikan dasar Negara </b><b>Republik Indonesia</b>.  <b>Dasar </b><b>adalah m</b><b>erupakan fondasi atau landasan sebuah negara</b><b>. Bahkan </b><b> merupakan dasar filos</b><b>o</b><b>fis y</b><b>ang tertinggi</b>.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br /> Jika kemudian  muncul pemikiran baru <b>Pancasila</b> sebagai <b>pilar</b><br /> – hendaknya benar-benar dikaji ulang dalam memahami dan memaknai <br />dasar-dasar lahirnya sila-sila dalam Pancasila (setelah Indonesia <br />‘merdeka’).  Sebab, pilar adalah tiang,  bukan dasar/fondasi. Tiang <br />alias pilar itu  tidak sekuat fondasi. <b>Yang perlu </b><b> dip</b><b>ertanyakan </b><b> adalah: </b> <b>pemikiran yang </b><b> melatarbelakangi </b><b>upaya berubahnya Pancasila dari dasar menjadi  pilar. Selanjutnya, apa alasan  </b><b> mengapa P</b><b>ancasila </b><b> bukan sebagai dasar</b><b>, </b><b> tetapi b</b><b>ergeser sebagai pilar? </b></div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Jika Pancasila menjadi pilar, pilar tersebut berdiri pada fondasi/dasar<br /> apa?  Dengan kata lain, jika Pancasila menjadi pilar, lalu layak <br />dipertanyakan: <b>apa yang (hendak) diletakkan sebagai dasar?</b></div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Bangsa Indonesia adalah pewaris negara, tentu saja  beserta dasar negara yang telah digali secara cerdas oleh para <i>the founding fathers.</i> <br /> Sebagai pewaris harus sensitif dan cerdas  terhadap setiap segala <br />bentuk upaya pengubahan.  Jangan menutup mata, telinga dan hati nurani <br />terhadap bukti-bukti sejarah, hukum maupun budaya yang telah secara <br />implisit maupun eksplisit meletakkan Pancasila sebagai dasar negera <br />Republik Indonesia. Salah satu contoh, dokumen dari Dialog Budaya dalam <br />rangka Penyusunan Cetak Biru Pembangunan Nasional Kebudayaan atas <br />prakarsa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dialog budaya tersebut <br />dilaksanakan di Medan, 31 Januari 2012. Berikut salah satu lembar <br />Kerangka Berpikir yang menunjukkan dokumen bahwa Pancasila adalah dasar <br />negara, bukan pilar (ke)bangsa(an). </div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Oleh: Prof Dr Dra MG Endang Sumiarni SH, Mhum*</div><br /><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><br /><div style="text-align: center;"><br />        <img alt="" src="http://www.bin.go.id/asset/upload/images/pic_1.jpg" style="border-style: solid; border-width: 3px; height: 200px; margin: 5px; width: 350px;" /></div><br /><br /><br /><b>*Prof Dr Dra MG Endang Sumiarni SH, MHum; adalah guru besar <br />Ilmu Hukum, Fakultas Hukum  Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Tim Ahli <br />Penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang Kebudayaan, Direktorat  <br />Jenderal Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, tahun 2013. </b><br /><br /><div class="zemanta-pixie"><br /><img alt="" class="zemanta-pixie-img" src="http://img.zemanta.com/pixy.gif?x-id=7084ae95-1943-43af-80ef-f3abc40dc59f" /></div><br /></div><br />

Merunut Kembali Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Kurun sebelum ‘kemerdekaan’ Indonesia (sebelum 17 Agustus 1945) belum ada Negara  Kesatuan Republik Indonesia -- kawasan itu lazim disebut...

Read more »

Rekomendasi Rakernas III

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /><div class="subtitle"><br />Rakernas III</div><br />Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI Perjuangan ke-III ditutup Ketua <br />Umum <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Megawati_Sukarnoputri" rel="wikipedia" target="_blank" title="Megawati Sukarnoputri">Megawati</a> Soekarnoputri, Minggu (8/9) sore. Rakernas <br />merekomendasikan 17 poin berkaitan dengan agenda perjuangan <a class="zem_slink" href="http://bloggar.se/om/politik" rel="homepage" target="_blank" title="politik">politik</a> <br />untuk mewujudkan <a class="zem_slink" href="http://www.trisakti.ac.id/" rel="homepage" target="_blank" title="Trisakti University">Trisakti</a>. Berikut ini hasil rekomendasi Rakernas III:<br /><br /><br /><br />Rapat Kerja Nasional III PDI Perjuangan merupakan Rapat <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Dewan" rel="wikipedia" target="_blank" title="Dewan">Dewan</a> <br />Pimpinan Partai (<a class="zem_slink" href="http://www.dpp.org.tw/" rel="homepage" target="_blank" title="Democratic Progressive Party">DPP</a>) PDI Perjuangan yang diperluas untuk membahas <br />rencana kerja, melakukan evaluasi program Partai dan menyikapi berbagai <br />persoalan bangsa dan negara.<br /><br /><a name="more"></a><br /><br /><br /><br />Rakernas III partai merupakan momentum politik yang sangat penting <br />guna mempersiapkan kepemimpinan PDI Perjuangan <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Pada_%28foot%29" rel="wikipedia" target="_blank" title="Pada (foot)">pada</a> tahun 2014. <br />Kemenangan pada pemilu legislatif dan pemilu presiden tahun 2014, <br />merupakan kesempatan emas bagi PDI Perjuangan untuk meletakkan <br />dasar-dasar penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan pada periode <br />2014-2019. Periode ini merupakan periode transisional untuk kebangkitan <br /><a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia" rel="wikipedia" target="_blank" title="Indonesia">Indonesia</a> pada tahun 2045 atau 100 tahun Indonesia Merdeka.<br /><br /><br /><br />Realitas kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, menunjukkan <br />bahwa penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan Negara semakin jauh dari <br />cita-cita Proklamasi. Politik ekonomi Indonesia selalu menempatkan <br />Indonesia berada pada situasi krisis multi dimensi yang berkepanjangan. <br />Pertama, melunturnya kedaulatan politik. Hal ini ditandai dengan <br />merosotnya kepemimpinan Indonesia dalam konstalasi politik <br />internasional; ketidakmampuan Negara melindungi segenap bangsa dan <br />tumpah darah; serta manajemen pemerintahan Negara yang didikte oleh <br />mekanisme pasar. Kedua, fondasi perekonomian nasional yang sangat lemah;<br /> di bidang pangan, Indonesia semakin tergantung pada impor. Pemerintah <br />gagal mengendalikan harga daging, kedelai, cabai, bawang dan produk <br />pertanian lainnya; di bidang keuangan nilai Rupiah merosot dan defisit <br />anggaran membengkak selama empat triwulan terakhir merupakan ancaman <br />serius perekonomian nasional Indonesia. Hal ini menunjukkan ketiadaan <br />kedaualatan politik dan ekonomi oleh Negara. Ketiga, konflik sosial <br />akibat SARA, perebutan sumber daya alam, tanah dan lingkungan <br />berlangsung meluas dengan eskalasi yang meningkat. Hal ini disebabkan <br />rendahnya keberpihakan pemerintah dalam menjamin hak-hak rakyat terhadap<br /> sumber daya alam, tanah, dan lingkungan serta tiadanya perlindungan <br />terhadap kelompok minoritas, termasuk kepada anak-anak dan perempuan. <br />Keempat, konflik kelembagaan antar penyelenggara pemerintahan Negara; <br />konflik yang terjadi tidak lagi pada ranah tugas, pokok dan fungsi antar<br /> lembaga tetapi sudah masuk pada aspek penyalahgunaan kekuasaan dan <br />politisasi kekuasaan. Kelima, korupsi yang semakin akut dan memiliki <br />keterkaitan dengan lingkaran pertama kekuasaan, politik tebang pilih <br />yang secara sistematis telah dijalankan sejak tahun 2004, kini <br />menciptakan politik sandera, dan terjadinya kriminalisasi atas nama <br />hukum yang menyebabkan apatisme masyarakat terhadap politik.<br /><br /><br /><br />Berdasarkan kondisi di atas, maka Rakernas III PDI Perjuangan menyampaikan hal-hal sbb:<br /><br />1.<span style="white-space: pre;"> </span>Dalam rangka memantapkan <br />ideologi bangsa, Pemerintah Republik Indonesia hasil Pemilu 2014 meminta<br /> untuk menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai hari lahir <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Pancasila_%28politics%29" rel="wikipedia" target="_blank" title="Pancasila (politics)">Pancasila</a> dan <br />menjadikannya sebagai hari libur nasional.<br /><br /><br /><br />2.<span style="white-space: pre;"> </span>Dalam rangka memantapkan <br />kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan jati diri bangsa <br />Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia hasil Pemilu 2014 diminta <br />membentuk suatu Badan Khusus untuk melaksanakan program sosialisasi dan <br />pembudayaan Empat Pilar Berbangsa sebagai konsensus dasar Bangsa <br />Indonesia, yaitu Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara, <br />Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 sebagai Konstitusi <br />Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk Negara yang <br />bersifat final, dan  Bhineka Tunggal Ika sebagai sistem sosial budaya <br />Bangsa Indonesia. Pelaksanaan program sosialisasi dan pembudayaan Empat <br />Pilar Berbangsa tersebut dapat dikoordinasikan dengan lembaga Majelis <br />Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.<br /><br />3.<span style="white-space: pre;"> </span>Agar arah dan haluan <br />pembangunan nasional tetap sesuai dengan amanah ideologi Pancasila dan <br />cita-cita Negara Proklamasi 17 Agustus 1945, PDI Perjuangan mengajak <br />semua elemen bangsa untuk mengusulkan pengembalian kewenangan Majelis <br />Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia untuk merancang, merumuskan, <br />dan menetapkan Garis-garis Besar Pembangunan Nasional Semesta Berencana.<br /><br /><br /><br />4.<span style="white-space: pre;"> </span>Berkaitan dengan target <br />pemenangan Pemilu Legislatif, PDI Perjuangan menargetkan perolehan suara<br /> sebesar 27,02 % atau 152 kursi DPR RI. Penetapan target ini dilakukan <br />berdasarkan kalkulasi yang matang dengan mempertemukan berbagai variabel<br /> penting seperti hasil perolehan suara partai berdasarkan hasil Pemilu <br />tahun 1999, 2004, dan 2009; Hasil konsolidasi organisasi partai, <br />pemetaan basis politik PDI Perjuangan dan dinamika politik nasional <br />berkaitan dengan daya saing partai politik peserta Pemilu;<br /><br /><br /><br />5.<span style="white-space: pre;"> </span>Untuk menjamin <br />keberlanjutan pembangunan nasional demi mewujudkan cita-cita Proklamasi <br />1945, PDI Perjuangan merekomendasikan prinsip dasar haluan <br />penyelenggaraan pemerintahan Negara tahun 2014-2019 melalui penyusunan <br />Pembangunan Semesta dan Berencana yang disusun sebagai penjabaran <br />Pancasila 1 Juni 1945, melalui jalan Trisakti. Berkaitan dengan hal <br />tersebut maka kepemimpinan nasional pada periode tersebut harus memiliki<br /> kesamaan ideologi, memiliki agenda transformasi perekonomian nasional <br />yang disusun berdasarkan Pasal 33 UUD 1945, dan mampu mempercepat <br />terwujudnya kesejahteraan rakyat yang berkeadilan sosial. Guna menopang <br />periode transisional tersebut, maka nation and character building harus <br />digelorakan kembali guna membangkitkan kebanggaan dan martabat sebagai <br />bangsa.<br /><br /><br /><br />6.<span style="white-space: pre;"> </span>Mendesak Pemerintah <br />Indonesia bersama komunitas dunia melalui <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Perserikatan" rel="wikipedia" target="_blank" title="Perserikatan">Perserikatan</a> Bangsa-Bangsa <br />(PBB) untuk meningkatkan peran aktifnya dalam menyelesaikan krisis <br />politik di Suriah, Mesir, dan Kawasan <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Timur" rel="wikipedia" target="_blank" title="Timur">Timur</a> Tengah lainnya. Berkaitan <br />dengan hal tersebut, Rakernas menolak intervensi serangan militer, dan <br />berbagai bentuk aksi yang melanggar kedaulatan wilayah politik suatu <br />negara merdeka manapun, serta mendesak pemerintah untuk  meningkatkan <br />peran aktifnya di dalam mencari solusi damai guna mewujudkan perdamaian <br />abadi dan keadilan sosial sebagaimana menjadi spirit politik luar negeri<br /> bebas aktif.<br /><br /><br /><br />7.<span style="white-space: pre;"> </span>Menegaskan komitmen PDI <br />Perjuangan untuk tidak membiarkan korban berjatuhan dari rakyat sebagai <br />akibat konflik sosial, ataupun perlakuan tidak adil yang dialami oleh <br />setiap warga bangsa, termasuk yang bekerja di luar negeri. Berkaitan <br />dengan hal tersebut sesuai perintah konstitusi untuk melindungi segenap <br />bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, maka pemerintah  tidak boleh <br />kalah oleh kepentingan manapun, khususnya di dalam membela rakyat yang <br />menjadi korban ketidakadilan.<br /><br /><br /><br />8.<span style="white-space: pre;"> </span>Mendesak pemerintah untuk <br />secepatnya melakukan stabilisasi atas krisis pangan yang ditandai dengan<br /> tingginya harga kebutuhan pokok rakyat. Berkaitan dengan hal tersebut <br />maka diperlukan perombakan total terhadap politik pangan pemerintah <br />untuk menghentikan impor dan bertumpu pada swasembada nasional. <br />Pemerintah wajib mendorong peningkatan kemampuan produksi petani melalui<br /> dukungan penelitian dan pemanfaatan penelitian yang dilakukan anak <br />bangsa, khususnya terhadap benih unggul, peningkatan infrastruktur <br />pertanian, penyediaan pasar lelang, serta akses permodalan dan jaminan <br />bagi petani untuk mendapatkan keuntungan. Kebijakan liberalisasi di <br />sektor pertanian harus diakhiri.<br /><br /><br /><br />9.<span style="white-space: pre;"> </span>Berkaitan dengan krisis <br />ekonomi sebagai akibat membengkaknya defisit transaksi berjalan, <br />melemahnya nilai mata uang rupiah, utang luar negeri yang sangat besar <br />(swasta dan pemerintah), dan ketergantungan terhadap produk impor, maka <br />Rakernas mendesak pemerintah untuk mengatasi krisis, memperkuat tingkat <br />kepercayaan publik, dan menghasilkan kebijakan kongkrit seperti <br />perubahan APBN ekonomi yang memberikan kepastian bergeraknya <br />perekonomian rakyat dan usaha nasional;<br /><br /><br /><br />10.<span style="white-space: pre;"> </span>PDI Perjuangan menentang <br />kebijakan politik yang memiskinkan kaum buruh dan pekerja Indonesia. <br />Mendesak dihapuskannya praktek tenaga kerja outsourcing (alih daya) dan <br />kontrak yang bertentangan dengan UU Ketenagakerjaan; dan menolak politik<br /> upah murah. Untuk itu, Rakernas III kembali merekomendasikan kepada DPP<br /> PDI Perjuangan agar menugaskan Fraksi PDI Perjuangan DPR RI <br />memperjuangkan UU Sistem Pengupahan yang antara lain mempertimbangkan <br />upah survei berdasarkan komponen hidup layak, dan meperkecil struktur <br />kesenjangan penggajian antara upah tertinggi dan terendah serta kondisi <br />setempat. Selain itu, menugaskan pemerintah daerah dari PDI Perjuangan <br />agar terlibat aktif dalam penentuan upah sesuai dengan garis kebijakan <br />partai dan menginisiasi lahirnya kebijakan yang melindungi industri <br />dalam negeri di wilayahnya masing-masing seperti penghapusan pungli, <br />kemudahan dan penyerderhankan perijinan dan penyiapan infrastruktur <br />industri.<br /><br /><br /><br />11.<span style="white-space: pre;"> </span>Menyerukan kepada <br />pemerintah untuk berani bersikap tegas di dalam menegakkan hukum <br />terhadap pihak-pihak yang mengancam kebebasan memeluk agama/kepercayaan <br />dan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya sebagaimana <br />diamanatkan oleh Konstitusi. Untuk itu PDI Perjuangan menginstruksikan <br />seluruh pimpinan dan kader PDI Perjuangan di daerah untuk bekerjasama <br />dengan aparat hukum dan masyarakat dalam melindungi warga masyarakat <br />dari tindak kekerasan yang dilakukan oleh  ormas-ormas yang <br />mengatasnamakan agama, suku, ras atau primordialisme yang mengancam <br /> kebhinekaan  dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada saat <br />bersamaan, dialog antar tokoh agama, tokoh masyarakat, pimpinan parpol, <br />ormas dan pimpinan TNI dan Polri untuk kembali ke prinsip-prinsip <br />Pancasila harus terus ditingkatkan.<br /><br /><br /><br />12.<span style="white-space: pre;"> </span>Meminta pemerintah untuk <br />menjadikan kawasan perbatasan sebagai halaman terdepan NKRI. Dengan <br />demikian dikawasan tersebut pemerintah harus hadir untuk menjamin <br />terlaksananya fungsi dasar negara dibidang pendidikan, kesehatan, <br />keamanan dan percepatan peningkatan kesejahteraan diwilayah tersebut.<br /><br /><br /><br />13.<span style="white-space: pre;"> </span>Berkaitan dengan politik legislasi yang akan diperjuangan Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Rakernas merekomendasikan hal-hal sbb:<br /><br />a.<span style="white-space: pre;"> </span>Agar politik anggaran DPR <br />RI lebih difokuskan untuk mengatasi krisis, khususnya melalui kebijakan <br />fiskal untuk mendorong terwujudnya tujuan bernegara; menyediakan fungsi <br />dasar negara di bidang pendidikan, dan kesehatan yang tidak <br />dikomersialisasikan; peningkatan kemampuan rakyat untuk berproduksi, <br />terutama di sektor pertanian dan kelautan; dan penciptaan lapangan kerja<br /> yang layak bagi rakyat.<br /><br />b.<span style="white-space: pre;"> </span>Mendorong perubahan UU No <br />24 tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar, dan UU <br />No 24 tahun  2000 tentang Perjanjian Internasional. Hal ini penting <br />untuk meningkatkan kedaulatan bangsa di bidang ekonomi.<br /><br />c.<span style="white-space: pre;"> </span>Mempercepat penyelesaian <br />pembahasan Rancangan Undang-undang tentang Keperawatan. Undang-undang <br />ini penting sebagai dasar legalitas untuk meningkatkan kualitas dan <br />ketersediaan perawat hingga desa-desa, selain pemberian perlindungan <br />hukum dan kesejahteraan terhadap profesi keperawatan.<br /><br />d.<span style="white-space: pre;"> </span>Mempercepat penyelesaian <br />pembahasan perubahan Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan <br />Gas Bumi, serta Undang-Undang tentang Kebijakan Energi Nasional. <br />Undang-Undang ini sangat penting sebagai dasar legalitas untuk <br />meneguhkan pemanfaatan sumber daya alam untuk sebesar-besar kemakmuran <br />rakyat.<br /><br />e.<span style="white-space: pre;"> </span>Memastikan dilaksanakannya <br />undang-undang tentang sistem jaminan sosial nasional  dan Undang-undang <br />Badan Penyelenggara jaminan Sosial, termasuk memastikan kewajiban <br />pemerintah untuk menjalankan Jaminan Kesehatan bagi seluruh rakyat <br />Indonesia pada tanggal 1 Januari 2014.<br /><br />f.<span style="white-space: pre;"> </span>Rakernas III menegaskan <br />kembali terhadap upaya memberikan  perlindungan terhadap Tenaga Kerja <br />Indonesia di Luar Negeri, sebagaimana telah direkomendasikan pada <br />Rakernas II.<br /><br />g.<span style="white-space: pre;"> </span>Mendesak pemerintah untuk <br />lebih serius membela pekerja Indonesia diluar negeri, khususnya yang <br />terancam hukuman mati dan menyiapkan langkah yang diperlukan terhadap <br />rencana deportasi ratusan ribu TKI dari Malaysia dan Arab Saudi.<br /><br />h.<span style="white-space: pre;"> </span>Merekomendasikan  kepada <br />DPP partai untuk menugaskan kembali Fraksi PDI Perjuangan DPR RI agar <br />mempercepat penyelesaian Revisi UU tentang Pekerja Indonesia Diluar <br />Negeri. Revisi UU terserbut diperlukan untuk memastikan tanggung jawab <br />pemerintah didalam melindungi Pekerja Indonesia, memastikan terpenuhinya<br /> hak-hak Pekerja Indonesia di Luar Negeri, meningkatkan kualitas Pekerja<br /> Indonesia di Luar Negeri atau mendidik dan melatih tenaga kerja <br />Indonesia sebelum ditempatkan di Luar Negeri yang arahnya perlindungan <br />dalam proses migrasi menyeluruh, dan menyiapkan tenaga kerja yang <br />berkualitas terdidik dan terlatih.<br /><br />i.<span style="white-space: pre;"> </span>Menugaskan kepada Fraksi <br />PDI Perjuangan DPR RI untuk mengambil inisiatif maksimal dalam merancang<br /> sejumlah Undang-Undang inisiatif untuk melindungi dan menjamin hak <br />asasi manusia terutama yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak <br />(misalnya hak-hak sosial ekonomi, hak atas tanah, hak sumber daya alam, <br />pangan, dan lain-lain). Perlindungan dan penjaminan ini dilaksanakan <br />berdsarkan Konstitusi UUD 1945.<br /><br />j.<span style="white-space: pre;"> </span>Menugaskan Fraksi PDI <br />Perjuangan DPR RI untuk terus menerus dan sungguh-sungguh mengawal <br />proses penegakan hukum yang belum tuntas karena belum memberikan <br />keadilan kepada korban pada kasus penyerbuan kantor DPP PDI di Jakarta <br />pada tanggal 27 Juli 1996. Proses pengawalan terhadap penegakan hukum <br />ini merupakan upaya partai melindungi hak-hak para korban dan sekaligus <br />mengungkap pelanggaran ini secara terbuka.<br /><br /><br /><br />14.<span style="white-space: pre;"> </span>Sebagai jawaban terhadap <br />harapan publik atas pentingnya regenerasi kepemimpinan, Rakernas III <br />memberikan dukungan sepenuhnya kepada Ketua Umum DPP PDI Perjuangan <br />dalam melaksanakan fungsi kaderisasi di internal partai. Kaderisasi <br />kepemimpinan tersebut ditempatkan dalam empat dimensi utama: (1) alih <br />generasi ke Generasi Politik Abad XXI; (2) penuntasan agenda Reformasi; <br />(3) perombakan paradigma pembangunan Indonesia menjadi Paradigma <br />Perjuangan Rakyat berdasarkan Trisakti; dan (4) penuntasan krisis <br />sosial, politik, ekonomi, dan budaya Indonesia untuk meletakkan <br />dasar-dasar bagi kebangkitan Indonesia tahun 2045.<br /><br /><br /><br />15.<span style="white-space: pre;"> </span>Menegaskan bahwa <br />kepemimpinan nasional yang dipersiapkan oleh PDI Perjuangan  merupakan <br />kepemimpinan transformatif yang mampu menghadapi tantangan politik, <br />ekonomi, dan sosial yang tidak ringan, bahkan merupakan kepemimpinan <br />untuk menghadapi situasi krisis akibat melemahnya kedaulatan nasional, <br />ketergantungan terhadap impor, dan meningkatnya konflik sosial.<br /><br /><br /><br />16.<span style="white-space: pre;"> </span>Atas dasar butir 16 di <br />atas, maka kualifikasi kepemimpinan nasional ke depan selain memenuhi <br />apsek ideologis, pasangan calon presiden  dan wakil presiden yang <br />diusung PDI Perjuangan harus mencerminkan kemampuan pengelolaan <br />pemerintahan negara untuk secara konsisten memegang prinsip haluan <br />pemerintahan negara sebagaimana digambarkan dalam Pancasila dan UUD <br />1945, didukung oleh kemampuan manajemen pemerintahan yang handal, serta <br />mempunyai agenda transformasi kepemimpinan nasional, guna mewujudkan <br />kedaulatan politik dan ekonomi bangsa.<br /><br /><br /><br />17.<span style="white-space: pre;"> </span>Merekomendasikan kepada <br />Ketua Umum DPP PDI Perjuangan agar pasangan calon Presiden dan Wakil <br />Presiden disampaikan pada momentum yang tepat sesuai dengan dinamika <br />politik nasional, kesiapan jajaran internal partai, dan kepentingan <br />ideologis partai.<br /><br /><br /><br />Demikian Rekomendasi Rapat Kerja Nasionla III PDI Perjuangan.<br /><br /><br /><br />Jakarta, 8 September 2013<br /><br /><div class="zemanta-pixie" style="height: 15px; margin-top: 10px;"><br /><a class="zemanta-pixie-a" href="http://www.zemanta.com/?px" title="Enhanced by Zemanta"><img alt="Enhanced by Zemanta" class="zemanta-pixie-img" src="http://img.zemanta.com/zemified_e.png?x-id=f79f8da9-5c82-4733-8e81-1e3293e8ae30" style="border: none; float: right;" /></a></div><br /></div><br />

Rekomendasi Rakernas III

Rakernas III Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI Perjuangan ke-III ditutup Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Minggu (8/9) sore. Rakernas m...

Read more »

PDI-P: Kini Ramai Dikritik, Ada "Jebakan Batman" buat Jokowi - Kompas.com

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /><a class="zem_slink" href="http://www.pdiperjuangan.or.id/" rel="homepage" target="_blank" title="Indonesian Democratic Party – Struggle">Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan</a> mencurigai adanya <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Upaya" rel="wikipedia" target="_blank" title="Upaya">upaya</a> untuk menjebak <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Joko_Widodo" rel="wikipedia" target="_blank" title="Joko Widodo">Jokowi</a> ke dalam isu-isu yang menjelekkan kinerjanya sebagai kepala daerah. Hal ini, diakui Eva, untuk memecah konsentrasi PDI Perjuangan dalam memenangkan pemilihan legislatif (pileg) dan menjegal Jokowi maju sebagai capres. <br /><br />"Kita semua paham Jokowi ini lagi dihajar-hajarnya. <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Semuanya" rel="wikipedia" target="_blank" title="Semuanya">Semuanya</a> ini kan 'jebakan batman' buat Jokowi," ujar politisi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, di Kompleks Parlemen, Jumat (13/9/2013), saat dimintai tanggapannya tentang sejumlah isu yang kini menerpa Jokowi mulai rencana pencapresannya, larangan dari <a class="zem_slink" href="http://www.twitter.com/gerindra" rel="homepage" target="_blank" title="Great Indonesia Movement Party">Gerindra</a>, hingga isu mobil murah yang bisa membuat Jokowi sulit mengurai kemacetan di Ibu <a class="zem_slink" href="http://maps.google.com/maps?ll=25.18,75.83&spn=0.1,0.1&q=25.18,75.83%20(Kota%2C%20Rajasthan)&t=h" rel="geolocation" target="_blank" title="Kota, Rajasthan">Kota</a>. <br /><br />"Itu yang Gerindra <i>opo</i>? <i>Masa</i> cuman <i>nyumbang</i> 6 persen bisa atur kita sekarang? Ini cuma untuk memecah konsentrasi partai <i>aja</i> untuk menangi pileg," ucap Eva. <br /><br />Dia menambahkan, pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais di <i>Tempo</i>, yang meragukan nasionalisme Jokowi, juga disebutnya sebagai salah satu upaya untuk <br /><br /><a name="more"></a>menjelekkan nama Jokowi. <br /><br />"Kami paham Jokowi dihujani serangan dari banyak sisi. Untung kami belum deklarasi. <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Belum" rel="wikipedia" target="_blank" title="Belum">Belum</a> apa-apa aja sudah mulai jadi <i>common enemy</i>," ungkap Eva. <br /><br />Anggota Komisi III DPR ini menyebutkan, kini ada kecenderungan mengaitkan Jokowi dalam berbagai isu. Padahal, kata Eva, Jokowi belum tentu terkait langsung atas isu itu. Untuk mengatasi persoalan terkait Jokowi ini, Eva menuturkan, Ketua Umum PDI Perjuangan <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Megawati_Sukarnoputri" rel="wikipedia" target="_blank" title="Megawati Sukarnoputri">Megawati Soekarnoputri</a> sudah meminta internal partai untuk solid dan fokus memenangi pileg. <br /><br />"Tapi, saya lihat dia (Jokowi) bisa hadapinya. Dia <i>moving forward</i>, fokus saja. Aku melihat energinya Jokowi fokus untuk mengurus ke <i>rapid transport</i>," ucap Eva.  <br /><a href="http://nasional.kompas.com/read/2013/09/13/1513550/PDI-P.Kini.Ramai.Dikritik.Ada.Jebakan.Batman.buat.Jokowi">Kompas.com</a><br /><br /><br /><br /><div class="zemanta-pixie" style="height: 15px; margin-top: 10px;"><br /><a class="zemanta-pixie-a" href="http://www.zemanta.com/?px" title="Enhanced by Zemanta"><img alt="Enhanced by Zemanta" class="zemanta-pixie-img" src="http://img.zemanta.com/zemified_e.png?x-id=f79f8da9-5c82-4733-8e81-1e3293e8ae30" style="border: none; float: right;" /></a></div><br /></div><br />

PDI-P: Kini Ramai Dikritik, Ada "Jebakan Batman" buat Jokowi - Kompas.com

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mencurigai adanya upaya untuk menjebak Jokowi ke dalam isu-isu yang menjelekkan kinerjanya sebagai...

Read more »

PRESTASI PEMBANGUNAN Presiden Suharto (Bidang Ekonomi)

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /><h1><br />PRESTASI PEMBANGUNAN</h1><br /><h2><br />(Bidang Ekonomi)</h2><br /><div style="text-align: justify;"><br /><a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Larut%2C_Matang_dan_Selama" rel="wikipedia" target="_blank" title="Larut, Matang dan Selama">Selama</a> pemerintahannya, <a href="http://soeharto.co/tag/presiden-soeharto/" title="Presiden Soeharto">Presiden Soeharto</a> telah berhasil meletakkan kerangka tinggal landas dengan capaian-capaian bidang ekonomi antara lain:</div><br /><ol style="text-align: justify;"><br /><li>Berhasil meningkatkan pertumbuhan <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia" rel="wikipedia" target="_blank" title="Indonesia">Indonesia</a> dari minus 2,25 <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Pada_%28foot%29" rel="wikipedia" target="_blank" title="Pada (foot)">pada</a> <br />tahun 1963 menjadi naik tajam sebesar 12% pada tahun 1969 atau setahun <br />setelah dirinya ditunjuk sebagai pejabat Presiden. Selama periode tahun <br />1967-1997, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat ditingkatkan dan <br />dipertahankan rata-rata 7,2% pertahun. Namun pada saat terjadi krisis <br />1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia merosot atau minus hingga kisaran <br />13,13%.</li><br /><li>Pertumbuhan Indonesia yang tinggi dan berkelanjutan (mulai tahun <br />1967 s/d 2007) menjadikan Indonesia digolongkan kedalam ekonomi industri<br /> baru (Newly Industrializing Economies, NIEs) <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Asia" rel="wikipedia" target="_blank" title="Asia">Asia</a> Tenggara. Antara <br />tahun 1967-1990-an, pendapatan per kapita riil meningkat lebih dari tiga<br /> kali. Pertumbuhan tinggi dan konsisten, stabilitas yang terkelola <br />dengan baik dan disertai political will pemerataan telah menghasilkan <br />capaian-capaian: (1) perbaikan kesejahteraan rakyat secara signifikan, <br />(2) panjang usia harapan (life expectancy) meningkat cukup tajam dari 56<br /> tahun pada tahun 1966 menjadi 71 tahun pada tahun 1991, (3) proporsi <br />penduduk yang hidup dalam kemiskinan absolut menurun tajam dari 60% <br />tahun 1966 menjadi 14% pada tahun 1990, (4) perbaikan secara cepat dan <br />signifikan indikator sosial- ekonomi mulai dari pendidikan hingga <br />kepemilikan peralatan serta penguasaan teknologi. Indonesia juga telah <br />berubah dari negara pengimpor beras menjadi negara swasembada tahun 1984<br /> dan pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan melalui program keluarga <br />berencana (KB). Capaian prestasi ini menjadikan Indonesia (bersama <br /><a class="zem_slink" href="http://maps.google.com/maps?ll=3.13333333333,101.7&spn=10.0,10.0&q=3.13333333333,101.7%20(Malaysia)&t=h" rel="geolocation" target="_blank" title="Malaysia">Malaysia</a> dan <a class="zem_slink" href="http://maps.google.com/maps?ll=13.75,100.483333333&spn=10.0,10.0&q=13.75,100.483333333%20(Thailand)&t=h" rel="geolocation" target="_blank" title="Thailand">Thailand</a>) digolongkan sebagai “Keajaiban Asia”.</li><br /><li>Seiring dengan peningkatan pertumbuhan, Indonesia juga mengalami <br />peningkatan penanaman modal dan perbaikan sumber daya manusia yang <br />keberadaanya menjadi pendorong utama pertumbuhan. Peningkatan ini <br />menghasilkan akumulasi modal fisik maupun SDM bagi pembangunan bangsa <br />secara umum. Sebagai ilustrasi adalah adanya peningkatan signifikan <br />penanaman modal domestik (dalam negeri) yang rata-rata meningkat sebesar<br /> 50,43% pertahun selama kurun waktu 1976-1997. Kondisinya mengalami <br />anomali pada era reformasi karena penanaman modal domestik mengalami <br />penurunan atau minus rata-rata 17,20% pertahun selama lima tahun pertama<br /> reformasi (1998-2002). Selama periode tahun 1990 s/d 1997, penanaman <br />modal dalam negeri mengalami peningkatan secara tajam untuk kemudian <br />mengalami perlambatan oleh krisis politik tahun 1998. Setelah mengalami <br />peningkatan pada tahun 1999, akibat krisis politik berkepanjangan, <br />penanaman modal dalam negeri terus mengalami penurunan pada tahun-tahun <br />berikutnya. Begitu pula dengan gairah pemodal luar negeri dalam <br />berinvestasi di Indonesia yang mengalami peningkatan rata-rata 42,10% <br />pertahun selama kurun waktu 1977-1997. Hal ini menandakan iklim <br />investasi di Indonesia cukup diminati oleh investor luar negeri. Sejalan<br /> dengan trend penanaman modal domestik, penanaman modal asing juga <br />mengalami anomali pada era reformasi yang mengalami penurunan atau minus<br /> rata-rata 15,04% pertahun selama lima tahun pertama reformasi. <br />Pertumbuhan tinggi yang dapat dipertahankan secara stabil juga <br />meningkatkan tabungan domestik sehingga dapat mendorong tingginya <br />tingkat investasi. Tabungan domestik selama kurun waktu tahun 1974-1996 <br />meningkat rata-rata 69,08% pertahun.</li><br /><li>Sektor pertanian juga tumbuh cepat yang didukung dengan peningkatan <br />produktivitas padi. Pada awal pemerintahan Presiden Soeharto, Indonesia <br />masih menjadi pengimpor beras terbesar di dunia. Pada tahun 1969 <br />produksi beras Indonesia hanya 12 juta ton, namun meningkat pesat <br />menjadi 28 juta ton pada tahun 1980-1989 dan menjadikannya sebagai <br />negara swasembada beras. Prestasi ini mengundang kekaguman internasional<br /> sehingga pada tanggal 14 November 1985, Presiden Soeharto diundang <br />untuk mempaparkan kunci-kunci keberhasilan pembangunan pangan di <br />Indonesia, dalam forum sidang organisasi pangan dan Pertanian PBB (<a class="zem_slink" href="http://www.fao.org/" rel="homepage" target="_blank" title="Food and Agriculture Organization">FAO</a>).<br /> Produksi beras mengalami peningkatan sebesar 7.5  juta ton dalam <br />periode tahun 1970-1979 dan 15 juta ton selama periode tahun 1980-1989. <br />Pada akhir 1990-1999 produksi beras hanya meningkat 5,6 juta ton sebagai<br /> dampak krisis politik 1998.</li><br /><li>Berhasil menyediakan kebutuhan papan. Selama periode 1978-1983 <br />melalui Perum Perumnas pemerintah telah membangun 209.872 unit perumahan<br /> dan selama pemerintahan Presiden Soeharto secara keseluruhan telah <br />terbangun 441.923 unit rumah. Selama periode 1978-1983 Perum Perumnas <br />telah menjadi perintis munculnya kawasan pemukiman bagi penduduk <br />kalangan menengan ke bawah. Melalui kebijakan KPR (Kredit Kepemilikan <br />Rumah), masyarakat juga dipermudah dalam penyediaan rumah tempat <br />tinggal.</li><br /><li>Pemerintahan Presiden Soeharto berhasil melakukan pengendalian <br />pertumbuhan penduduk. Pada tahun 1967 pertumbuhan penduduk Indonesia <br />mencapai 2,6% dan pada tahun 1996 telah menurun drastis menjadi 1,6%. <br />Keberhasilan ini dicapai melalui program Keluarga Berencana Nasional <br />yang dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional <br />(BKKBN). Program pengendalian kependudukan di Indonesia diawali dengan <br />ditandatanganinya Deklarasi Kependudukan PBB pada tahun 1967 sehingga <br />secara resmi Indonesia mengakui hak-hak untuk menentukan jumlah dan <br />jarak kelahiran sebagai hak dasar manusia dan juga pentingnya pembatasan<br /> jumlah penduduk sebagai unsur perencanaan ekonomi dan sosial. Atas <br />keberhasilan Indonesia ini, Direktur <a class="zem_slink" href="http://www.unicef.org/" rel="homepage" target="_blank" title="UNICEF">UNICEF</a> James P. Grant memuji <br />Indonesia karena dinilai berhasil menekan tingkat kematian bayi dan <br />telah melakukan berbagai upaya lainnya dalam rangka mensejahterakan <br />kehidupan anak-anak di tanah air. Grant bahkan mengemukakan apa yang <br />telah dilakukan pemerintah Indonesia itu hendaknya dijadikan contoh bagi<br /> negara-negara lain yang tingkat kematian bayinya masih tinggi.</li><br /><li>Melalui kebijakan anggaran berimbang, Pemerintahan Presiden Soeharto<br /> juga dinilai berhasil menekan inflasi dibawah 10%, rata-rata defisit <br />neraca berjalan 2,5% dari <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Protein_Data_Bank" rel="wikipedia" target="_blank" title="Protein Data Bank">PDB</a> dan mempertahankan cadangan devisa <br />mendekati jumlah kebutuhan impor kurang lebih 5 bulan. Selain kebijakan <br />anggaran berimbang, pemerintahan Presiden Soeharto juga mempertahankan <br />kebijakan moneter secara hati-hati, mengupayakan tingkat kurs yang <br />kompetitif dan mempertahankan sistem devisa bebas untuk menarik <br />investasi dengan mengantisipasi perubahan situasi pasar dunia. Kebijakan<br /> tersebut dilaksanakan untuk mencapai sasaran stabilitas ekonomi makro, <br />yaitu terkendalinya inflasi dan defisit neraca berjalan.</li><br /><li>Selain berhasil mengendalikan inflasi, pemerintahan Presiden <br />Soeharto berhasil dalam melakukan pengelolaan utang luar negeri. <br />Sebagaimana dipaparkan <a href="http://soeharto.co/tag/widjoyo-nitisastro/" title="Widjoyo Nitisastro">Widjoyo Nitisastro</a><br /> dalam bukunya berjudul “Pengalaman Pembangunan Indonesia” yang terbit <br />tahun 2010, mengungkapkan bahwa pada tahun 1966 Indonesia sebenarnya <br />sedang menunggak utang. Pada saat itu terdapat dua jenis pinjaman yaitu <br />utang lama (yang diadakan sebelum 30 Juni 1966) dan utang baru (yang <br />diadakan setelah 30 Juni 1966). Terdapat beberapa macam pinjaman lama <br />yaitu utang kompensasi nasionalisasi perusahaan Hindia Belanda kepada <br />pemerintah Belanda dan hutang-hutang lain (kira-kira 2,1 miliar dollar <br />AS) kepada sekitar 30 negara besar dan kecil baik dari negara-negara <br />Eropa <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Timur" rel="wikipedia" target="_blank" title="Timur">Timur</a> (terutama Uni Soviet), Amerika Serikat, Eropa Barat dan <br />Jepang.</li><br /></ol><br /><div style="text-align: justify;"><br />Untuk menjaga etika hubungan <br />internasional maka diadakan pembicaraan dengan negara-negara tersebut <br />dan akhirnya dicapai kesepakatan antara Indonesia dengan negara-negara <br />Paris Club pada bulan April 1970 untuk penyelesaian tunggal dan <br />menyeluruh utang-utang Indonesia dengan kesepakatan:</div><br /><ol style="text-align: justify;"><br /><li>Pembayaran utang pokok dilakukan dengan mencicil selama 30 tahun dari 1970 sampai dengan tahun 1999.</li><br /><li>Pembayaran atas bunga yang sudah disepakatidilakukan selama 15 tahun dari 1985 sampai 1999.</li><br /><li>Utang yang dijadwalkan kembali tersebut bebas bunga.</li><br /><li>Indonesia mempunyai pilihan untuk menunda sebagian dari utang yang <br />jatuh tempo pada delapan tahun pertama ke delapan tahun terakhir, yakni <br />1992-1999, dengan bunga sebesar empat persen pertahun.</li><br /></ol><br /><div style="text-align: justify;"><br />Pemerintahan Presiden Soeharto melakukan<br /> pengelolaan utang secara hati-hati dalam jumlah seperlunya dan <br />mengalokasikannya untuk biaya kegiatan pembangunan yang produktif. <br />Kehati-hatian ini tampak dari jumlah hutang Indonesia selama era Orde <br />Baru dengan era reformasi. Selama 32 tahun memerintah, pemerintahan <br />Presiden Soeharto mencatatkan utang sekitar Rp.46,88 triliun per tahun. <br /> Jumlah ini lebih kecil jika dibandingkan dengan 10 tahun pemerintahan <br />reformasi yang mencatatkan utang sebesar Rp. 111,4 triliun per tahun. <br />Pada saat mengundurkan diri pada bulan Mei 1998, Presiden Soeharto <br />mencatatkan utangsebesar Rp. 553 triliun. Sedangkan 10 tahun <br />pemerintahan reformasi telah mencatatkan utang sebesar Rp. 1667 triliun.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Selain membangun sektor pertanian yang <br />tangguh, komitmen Presiden Soeharto mewujudkan kedaulatan dan <br />kemandirian ekonomi bangsa tercermin dalam pengembangan <br />industri-industri strategis berbasis high tech. Melalui Kepres No.59 <br />Tahun 1983, ia menetapkan 10 BUMN strategis dan dalam perkembangannya <br />bertambah dengan sejumlah industri strategis lainnya.  Beberapa BUMN <br />strategis pada era reformasi telah dijual (privatisasi) dengan alasan <br />efisensi. BUMN-BUMN strategis berbasis high tech yang dibangun atau <br />dikembangkan pada era pemerintahan Presiden Soeharto antara lain:</div><br /><strong>Industri Strategis Era Presiden Soeharto</strong><br /><br /><br /><div style="text-align: justify;"><br /><a href="http://soeharto.co/tinggal-landas/prestasi-pembangunan/" title="Prestasi pembangunan">Prestasi pembangunan</a><br /> yang telah ditorehkan Presiden Soeharto telah secara nyata mengarahkan <br />Indonesia untuk  melaju dalam track terwujudnya tinggal landas dalam dua<br /> tahap pembangunan jangka panjang. Agenda tinggal landas mengalami <br />keterputusan akibat krisis politik yang datangnya menyusul hampir <br />bersamaan dengan krisis ekonomi dan moneter. Terdapat sinyalemen kuat <br />beberapa kalangan yang bermain dalam memanfaatkan krisis ekonomi dan <br />moneter —termasuk kelompok kepentingan internasional— yang targetnya <br />untuk mengendalikan potensi-potensi strategis Indonesia —dengan <br />menumbangkan Presiden Soeharto— dan hal itu tidak direncanakan secara <br />tiba-tiba. Potensi besar Indonesia harus dikendalikan dan penjatuhan <br />Presiden Soeharto merupakan rute paling pendek menghentikan agenda <br />tinggal landas serta penguasaan aset-aset strategis Indonesia.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Agenda kepentingan internasional itu <br />tercermin dari Bill Clinton yang merasa perlu mengungkapkan pelepasan <br />dukunganya terhadap Presiden Soeharto pada saat kampanye presiden <br />Amerika Serikat tahun 1992. Sebagaimana dikutip Lee Kuan Yew  melalui <br />bukunya berjudul “From Third World to First “ (2000) dengan sub judul <br />“Indonesia: From Foe to Friend”, dalam kampanye 1992 itu Bill Clinton <br />mengungkapkan sebagai berikut:.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />“Mereka tetap tidak berubah untuk <br />memenuhi kebutuhan ditegakkannya demokrasi, pemberantasan korupsi dan <br />pelaksanaan HAM. Perang dingin telah usai. Tidak ada lagi alasan untuk <br />“memanjakan” (molly-coddle) Soeharto” 2</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Fadli Zon dalam bukunya berjudul <br />“Politik Huru Hara Mei 1998” juga mengungkapkan pernyataan Michel <br />Camdesus, Direktur IMF yang menyatakan bahwa apa yang dilakukan IMF di <br />Indonesia tidak lain sebagai katalisator jatuhnya Pemerintahan Soeharto.<br /> Sebagaimana dikutif New York Times, Camdesus menyatakan “We created the<br /> conditions that obliged President Soeharto leave his job”3. Dua <br />penyataan dari dua tokoh berpengaruh internasional itu mengindikasikan <br />bahwa telah sejak lama Presiden Soeharto —dengan agenda tinggal <br />landas-nya— menjadi target untuk ditumbangkan. Setelah itu aset-aset <br />strategis Indonesia —dengan alasan efisiensi— mulai berpindah <br />kepemilikan kepada pihak asing yang bermarkas di Singapura.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Menjelang krisis ekonomi-moneter-politik<br /> di Indonesia (tahun 1997-1998), Presiden Soeharto juga bersitegang <br />dengan Jepang dalam upayanya memutus ketergantungan teknologi dan produk<br /> otomotif dari Jepang. Melalui Inpres No. 2/1996 pemerintah Indonesia <br />mengeluarkan kebijakan untuk membangun mobil nasional dengan beberapa <br />fasilitas, terutama bebas pajak impor barang mewah. Pada tahun pertama <br />Mobnas ditargetkan memiliki local content, sebesar 20%, dan pada tahun <br />kedua 40% serta 60% pada tahun ketiga. Komponen-komponen untuk mobil <br />nasional dapat diimpor bebas bea masuk dan bebas kewajiban pajak-pajak <br />lain selama tiga tahun pertama. Sementara produsen mobil lain tetap <br />dikenakan kewajiban untuk membayar bea masuk 100% 4.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Permasalahannya terletak pada joint <br />partner yang kali ini tidak melibatkan Jepang —yang dinilai Presiden <br />Soeharto tidak ber-iktikad baik dalam alih teknologi selama 20 tahun <br />lebih kerjasamanya dengan Indonesia— yang keberadaannya sebagai salah <br />satu investor terbesar bagi pembangunan Indonesia dan merupakan pemasok <br />produk otomotif ke Indonesia. Joint partner proyek Mobnas ini adalah <br />KIA, perusahaan otomotif terbesar ketiga di Korea Selatan yang dinilai <br />ber-iktikad baik melakukan transfer teknologi. Melalui Keppres No. <br />42/1996 pemerintah mengijinkan kerjasama Mobnas dibuat diluar negeri <br />sejauh memenuhi syarat dalam kriteria muatan lokal dan dibuat <br />pekerja-pekerja Indonesia. Melalui keputusan Menperindag, PT Timor Putra<br /> Nasional (PT TPN) —yang dimiliki Tomy Soeharto— sebagai perintis <br />mobnas, karena dinilai sebagai satu-satunya perusahaan yang memiliki <br />persyaratan untuk menjalankan proyek tersebut. Kebijakan ini tentunya <br />memukul produsen otomotif Jepang yang telah menguasai pasar otomotif <br />Indonesia selama lebih dari dua puluh tahun.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Jepang yang didukung Amerika Serikat <br />membawa permasalahan ini ke meja WTO namun dibalas oleh Presiden <br />Soeharto dengan realitas ketergantungan Jepang terhadap kebutuhan minyak<br /> mentah dari Indonesia untuk keperluan industrinya serta ancaman <br />Asosiasi Importir Indonesia (GINSI) untuk memboikot produk-produk Jepang<br /> jika WTO menjatuhkan sanksi secara tidak adil kepada Indonesia. Begitu <br />seriusnya kebijakan mobnas bagi Jepang membuat PM Jepang Ryutaro <br />Hashimoto menanyakan langsung kepada Pemerintah Indonesia dalam <br />kunjunganya ke Jakarta pada bulan Januari 1997. Presiden Soeharto <br />menjelaskan bahwa alasan memilih perusahaan Korea Selatan sebagai joint <br />partner PT TPN bukan dilatarbelakangi alasan diskriminasi, akan tetapi <br />murni pertimbangan ekonomi. Kerelaan KIA Corporations mentransfer <br />teknologinya secara ekonomi menguntungkan Indonesia.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Bargaining Indonesia melalui ancaman <br />kelancaran pasokan minyak dan boikot impor produknya telah menyurutkan <br />Jepang membawa kasus mobnas ke meja WTO. Akan tetapi setelah itu <br />menyeruak black campaign yang beredar di Indonesia bahwa proyek mobnas <br />merupakan proyek diskriminatif dan sarat KKN, karena dikelola putra <br />Presiden. Melihat latar belakang mencuatnya kasus ini, tidak mustahil <br />kalangan produsen otomotif Jepang dan para principle-nya di Indonesia <br />memiliki kontribusi besar terhadap menyeruaknya tudingan itu yang <br />kemudian digemakan seiring tuntutan reformasi politik tahun 1998. Proyek<br /> mobnas pada akhirnya mengalami kegagalan seiring keputusan pengunduran <br />diri Presiden Soeharto sehingga ketergantungan terhadap teknologi dan <br />produk otomotif dari luar negeri (khususnya Jepang) semakin tidak bisa <br />dihindari.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Presiden Soeharto juga menampakkan <br />kegigihannya manakala memperoleh tekanan agar struktur APBN tahun 1998 <br />disesuaikan dengan keinginan IMF. Begitu pula dengan tekanan <br />internasional — termasuk melalui Lee Kuan Yew, Menteri Senior Negara <br />Singapura— terhadap pencalonan BJ Habibie sebagai calon wakil presiden <br />pilihannya. Habibie dikenal sebagai ujung tombak Presiden Soeharto dalam<br /> pengembangan industri strategis dan keberadaanya sebagai wapres akan <br />mendorong percepatan kemandirian industri-industri strategis Indonesia <br />berbasis high tech. Presiden Soeharto tentu menolak tekanan dan campur <br />tangan IMF yang terlalu dalam karena menyadari implikasinya terhadap <br />kemandirian dan kedaulatan bangsa. Mengikuti tekanan itu sama artinya <br />dengan menyerahkan Indonesia —yang nyaris berhasil mewujudkan tinggal <br />landas— kedalam kendali kebijakan kelompok-kelompok kepentingan <br />internasional melalui tangan IMF.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Pernyataan Bill Clinton dalam <br />kampanyenya tahun 1992 dan tekanan-tekanan internasional pada saat <br />Indonesia menghadapi krisis ekonomi tahun 1997/1998 merupakan bukti kuat<br /> adanya peranan kelompok-kelompok kepentingan internasional dalam krisis<br /> politik tahun 1998. Agenda mereka bukan hanya menjatuhkan Presiden <br />Soeharto dari jabatannya, akan tetapi untuk memutus keberhasilan <br />Indonesia dari tahapan-tahapan tinggal landas —termasuk penguasaan <br />aset-aset dan potensi strategis— sehingga keberadaannya tetap dapat <br />dikelola sebagai pasar bagi produk negara-negara maju. Membiarkan <br />Indonesia tumbuh menjadi negara yang mandiri berarti terlepasnya kendali<br /> Asia Tenggara dimana Indonesia menjadi regional leader-nya.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Keterputusan agenda tinggal landas <br />akibat krisis ekonomi dan moneter  barangkali tidak akan terlalu parah <br />—dan dapat dilanjutkan kembali— manakala terdapat soliditas komponen <br />bangsa. Permasalahannya terdapat banyak pelaku dalam peristiwa reformasi<br /> 1998 yang didalamnya mengusung agenda pragmatisnya masing-masing <br />sehingga soliditas bangsa tidak bisa segera terwujud. Kehidupan <br />bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diwarnai beragam instabilitas <br />(keamanan, politik, pemerintahan dan ekonomi) sehingga keberlangsungan <br />agenda tinggal landas menjadi terbengkalai.</div><br /><div style="text-align: justify;"><br />Target mengantarkan Indonesia menjadi <br />salah satu kekuatan dari 20 besar negara di dunia pada tahun 2005, hanya<br /> bisa diwujudkan dengan predikat sebagai “the emerging market” atau <br />negara yang pasarnya sedang tumbuh dengan stabil dan dalam hal ini <br />merupakan bahasa halus dari “tempat pembuangan produk negara-negara <br />maju”. Sedangkan target tinggal landas (setara dengan negara maju pada <br />tahun 2019/2020) dengan struktur perekonomian yang didukung industri <br />pertanian dan industri strategis yang kuat justru semakin menjauh. <br />Bahkan sejumlah ahli ekonomi menyatakan telah terjadi de-industrialisasi<br /> pada era reformasi. Segala jerih payah untuk mewujudkan kedaulatan dan <br /> kemandirian ekonomi bangsa itu kini harus ditata kembali. Kegagalan ini<br /> merupakan kegagalan bersama sebagai sebuah bangsa yang dalam proses <br />transisi tahun 1998 tidak bisa memetakan secara akurat siapa lawan dan <br />siapa pengkianat bangsa yang sesungguhnya.</div><br /><div class="zemanta-pixie" style="height: 15px; margin-top: 10px;"><br /><a class="zemanta-pixie-a" href="http://www.zemanta.com/?px" title="Enhanced by Zemanta"><img alt="Enhanced by Zemanta" class="zemanta-pixie-img" src="http://img.zemanta.com/zemified_h.png?x-id=08fc01a0-20b7-4b36-ab74-688bbc98b9ab" style="border: none; float: right;" /></a></div><br /></div><br />

PRESTASI PEMBANGUNAN Presiden Suharto (Bidang Ekonomi)

PRESTASI PEMBANGUNAN (Bidang Ekonomi) Selama pemerintahannya, Presiden Soeharto telah berhasil meletakkan kerangka tinggal landas dengan c...

Read more »

Tiga Alasan Investor Panik

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container zemanta-img" style="float: right; margin-right: 1em; text-align: right;"><tbody><br /><tr><td style="text-align: center;"><a href="http://commons.wikipedia.org/wiki/File:Jakarta.jpg" imageanchor="1" style="margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: clear:right;"><img alt="Jakarta, the capital of Indonesia and the coun..." border="0" class="zemanta-img-inserted" height="225" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/98/Jakarta.jpg/300px-Jakarta.jpg" style="border: none; font-size: 0.8em;" width="300" /></a></td></tr><br /><tr><td class="tr-caption zemanta-img-attribution" style="text-align: center; width: 300px;">Jakarta, the capital of Indonesia and the country's largest commercial center. (Photo credit: <a href="http://commons.wikipedia.org/wiki/File:Jakarta.jpg" target="_blank">Wikipedia</a>)</td></tr><br /></tbody></table><br /><div class="first"><br />PLASADANA.COM - Keluarnya triliunan dana dari pasar <br />modal rupanya bukan hanya didorong oleh spekulasi atas rencana <br />pengurangan stimulus moneter dari bank sentral Amerika. Lalu?</div><br />Faktor internal dituding turut membuat investor menaruh persepsi miring terhadap kondisi perekonomian domestik. <br /><br />Hal ini disampaikan oleh ekonom OCBC NISP, Gundy Cahyadi di <a class="zem_slink" href="http://maps.google.com/maps?ll=-6.2,106.8&spn=0.1,0.1&q=-6.2,106.8%20(Jakarta)&t=h" rel="geolocation" target="_blank" title="Jakarta">Jakarta</a>, Kamis (22/8).<br /><br />Dia mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kepanikan investor, sehingga menarik dananya dari <br /><br /><a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia" rel="wikipedia" target="_blank" title="Indonesia">Indonesia</a>. Pertama, kata dia, tingginya penyaluran kredit perbankan yang tidak diiringi peningkatan investasi.<br /><br />"Hal ini yang justru menjadi aneh, makannya muncul pertanyaan dana-dana tersebut lari kemana?," Ucapnya.<br /><br />Faktor kedua, lanjut dia, yakni terkait lambannya pengembangan infrastruktur di dalam negeri. Padahal, <br /><br />setiap tahunya pertumbuhan kendaraan selalu berada di atas 20 persen.<br /><br />"<a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Larut%2C_Matang_dan_Selama" rel="wikipedia" target="_blank" title="Larut, Matang dan Selama">Selama</a> bertahun-tahun, pembangunan infrastruktur begitu-begitu saja dan cenderung jalan di tempat," ungkap Gundy.<br /><br />Sedangkan faktor terakhir, lanjutnya, yakni terkait optimisme pemerintah dalam menentukan target pertumbuhan <br /><br />ekonomi tahun 2014 yang di atas 6 persen. Hal ini dinilai tanpa diikuti ukuran-ukuran dan strategi yang matang.<br />"Faktanya, pertumbuhan investasi terus menurun dan rupiah terus melemah," tandas Gundy.<br /><br /><b>Penulis: Heru Budhiarto</b><br /><br /><br /><br /><div class="zemanta-pixie" style="height: 15px; margin-top: 10px;"><br /><a class="zemanta-pixie-a" href="http://www.zemanta.com/?px" title="Enhanced by Zemanta"><img alt="Enhanced by Zemanta" class="zemanta-pixie-img" src="http://img.zemanta.com/zemified_h.png?x-id=080900d5-f891-4eda-b6e1-cc865196123f" style="border: none; float: right;" /></a></div><br /></div><br />

Tiga Alasan Investor Panik

Jakarta, the capital of Indonesia and the country's largest commercial center. (Photo credit: Wikipedia ) PLASADANA.COM - Keluarnya tril...

Read more »

KSPI: Tolak Rezim Upah Murah - Kompas.com

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><br /><tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="auto" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/02/1111153-uki-peringati-hari-buruh--780x390.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="100%" /></td></tr><br /><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi: Puluhan ribu buruh dari berbagai daerah memenuhi ruas Jalan Thamrin, <a class="zem_slink" href="http://maps.google.com/maps?ll=-6.2,106.8&spn=0.1,0.1&q=-6.2,106.8%20(Jakarta)&t=h" rel="geolocation" target="_blank" title="Jakarta">Jakarta</a> peringati Hari Buruh Internasional, <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Libu" rel="wikipedia" target="_blank" title="Libu">Rabu</a> (1/5/2013). Buruh menuntut penghapusan sistem kerja kontrak dan mendesak segera dilaksanakan jaminan kesehatan. | KOMPAS/LUCKY PRANSISKA</td></tr><br /></tbody></table><br /><b>JAKARTA, KOMPAS.com</b> — Konfederasi Serikat Pekerja <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia" rel="wikipedia" target="_blank" title="Indonesia">Indonesia</a> (KSPI) menolak rezim upah murah yang akan diberlakukan pemerintah. Pemerintah sendiri sedang mempertimbangkan kenaikan upah berdasarkan tingkat inflasi ditambah sekian persen. <br /><br /><br /><br />Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, buruh Indonesia masih tetap memperjuangkan kenaikan upah <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Maxima_and_minima" rel="wikipedia" target="_blank" title="Maxima and minima">minimum</a> sebesar 50 persen. Memang tingkat kenaikan upah tersebut masih bisa dinegosiasikan, tapi intinya tidak memandang rendah upah karyawan. <br /><br /><br /><br />"Kita jelas menolak rezim upah murah tersebut. Hal itu seiring dengan pernyataan Ketua Umum Apindo dan Menteri Perindustrian bahwa kenaikan upah minimum tahun depan hanya sebesar inflasi," <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Kata" rel="wikipedia" target="_blank" title="Kata">kata</a> Said di Jakarta, Sabtu (17/8/2013). <br /><br /><br /><br />Said berpendapat serikat pekerja masih memperjuangkan kenaikan upah layak bagi buruh karena rencana kenaikan upah yang hanya 20 persen atau malah kurang itu tidak menguntungkan bagi buruh. <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Larut%2C_Matang_dan_Selama" rel="wikipedia" target="_blank" title="Larut, Matang dan Selama">Selama</a> ini daya beli buruh mengalami penurunan akibat kenaikan harga BBM bersubsidi. <br /><br /><br /><br />Di sisi lain, Said memperkirakan inflasi pada tahun depan bisa naik dobel digit. Sementara pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di atas 6 persen. Hal ini, kata Said, seakan bertolak belakang dan hanya menguntungkan pengusaha saja. <br /><br /><br /><br />"Nilai kenaikan upah minimum tidak ditentukan oleh kemampuan industri padat karya tetapi ditentukan oleh biaya hidup layak," tambahnya. <br /><br /><br /><br />Buruh Indonesia, kata Said, sedang mempersiapkan aksi besar-besaran secara bergelombang di seluruh indonesia pada tanggal 3, 5, dan 7 September mendatang. Puncaknya akan ada rencana mogok nasional pada Oktober atau November mendatang dengan isu menaikkan upah minimum 50 persen dan tuntutan menjalankan jaminan kesehatan seluruh rakyat dan tidak bertahap. <br /><br /><br /><br /><div class="zemanta-pixie" style="height: 15px; margin-top: 10px;"><br /><a class="zemanta-pixie-a" href="http://www.zemanta.com/?px" title="Enhanced by Zemanta"><img alt="Enhanced by Zemanta" class="zemanta-pixie-img" src="http://img.zemanta.com/zemified_h.png?x-id=624479cc-9e69-4151-ba9e-94b362a0a93a" style="border: none; float: right;" /></a></div><br /></div><br />

KSPI: Tolak Rezim Upah Murah - Kompas.com

Ilustrasi: Puluhan ribu buruh dari berbagai daerah memenuhi ruas Jalan Thamrin, Jakarta peringati Hari Buruh Internasional, Rabu (1/5/201...

Read more »

Pidato Kenegaraan dalam rangka HUT ke-68 Proklamasi Kemerdekaan RI

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container zemanta-img" style="float: right; margin-right: 1em; text-align: right;"><tbody><br /><tr><td style="text-align: center;"><a href="http://commons.wikipedia.org/wiki/File:Indonesian_President_Seal_color.svg" imageanchor="1" style="margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: clear:right;"><img alt="English: The Seal of The President of the Repu..." border="0" class="zemanta-img-inserted" height="302" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6a/Indonesian_President_Seal_color.svg/300px-Indonesian_President_Seal_color.svg.png" style="border: none; font-size: 0.8em;" width="300" /></a></td></tr><br /><tr><td class="tr-caption zemanta-img-attribution" style="text-align: center; width: 300px;">English: The Seal of The President of the Republic of Indonesia, color version. (Photo credit: <a href="http://commons.wikipedia.org/wiki/File:Indonesian_President_Seal_color.svg" target="_blank">Wikipedia</a>)</td></tr><br /></tbody></table><br /><h2><br />Pidato Presiden</h2><br /><div class="postdate"><br /><a class="zem_slink" href="http://maps.google.com/maps?ll=-6.2,106.8&spn=0.1,0.1&q=-6.2,106.8%20(Jakarta)&t=h" rel="geolocation" target="_blank" title="Jakarta">Jakarta</a>, Jumat, 16 Agustus 2013</div><br /><h3 class="title"><br />Pidato Kenegaraan dalam rangka HUT ke-68 Proklamasi Kemerdekaan RI</h3><br /><br /><br /><b>PIDATO KENEGARAAN<br /><br />PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA <br /><br />DALAM RANGKA HUT KE-68 PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA<br /><br />DI DEPAN SIDANG BERSAMA <br /><br />DEWAN PERWAKILAN RAKYAT<br /><br />REPUBLIK INDONESIA <br /><br />DAN <br /><br />DEWAN PERWAKILAN DAERAH<br /><br />REPUBLIK INDONESIA<br /><br />Jakarta, 16 Agustus 2013</b><br /><br /><br /><br /><br /><br /><i>Bismillahirrahmanirrahim,<br /><br />Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,</i><br /><br />Salam sejahtera bagi kita semua, <br /><br />Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Dewan" rel="wikipedia" target="_blank" title="Dewan">Dewan</a> Perwakilan Rakyat Republik <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia" rel="wikipedia" target="_blank" title="Indonesia">Indonesia</a>,<br /><br />Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,<br /><br />Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Lembaga-Lembaga Negara,<br /><br />Yang Mulia para Duta Besar Negara-Negara Sahabat, dan para Pimpinan Perwakilan Badan-Badan dan Organisasi Internasional,<br /><br />Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,<br /><br />Hadirin sekalian yang saya muliakan,<br /><br /><br /><br />Marilah kita bersama-sama, sekali lagi, memanjatkan puji dan syukur ke <br />hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Allah" rel="wikipedia" target="_blank" title="Allah">Allah</a> <a class="zem_slink" href="http://www.eclipse.org/swt/" rel="homepage" target="_blank" title="Standard Widget Toolkit">SWT</a>, karena atas rahmat dan <br />karunia-Nya, kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan <i>insya</i> Allah kesehatan untuk melanjutkan karya, tugas dan pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta.<br /><br /><br /><br />Kita juga bersyukur, pada pagi ini, dapat menghadiri Sidang Bersama <br />Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dan Dewan Perwakilan<br /> Daerah Republik Indonesia (DPD-RI), dalam rangka Peringatan Hari Ulang <br />Tahun ke-68 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. <br /><br /><br /><br />Masih dalam suasana <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Eid_al-Fitr" rel="wikipedia" target="_blank" title="Eid al-Fitr">Hari Raya</a>, sebagai Kepala Negara, Kepala <br />Pemerintahan, dan selaku pribadi, saya mengucapkan <a class="zem_slink" href="http://maps.google.com/maps?ll=43.9166666667,-55.2&spn=0.1,0.1&q=43.9166666667,-55.2%20(List%20of%20Empire%20ships%20%28Sa%E2%80%93Sh%29)&t=h" rel="geolocation" target="_blank" title="List of Empire ships (Sa–Sh)">Selamat</a> Idul Fitri 1 <br />Syawal 1434 Hijriyah kepada kaum muslimin dan muslimat di seluruh tanah <br />air. Semoga masing-masing dari kita, dapat mengambil hikmah terbaik dari<br /> bulan suci <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Ramadan" rel="wikipedia" target="_blank" title="Ramadan">Ramadhan</a> tahun ini. <br /><br /><br /><br />Siang nanti, saya juga akan menyampaikan Pidato Pengantar RAPBN Tahun <br />Anggaran 2014, beserta Nota Keuangannya. Kedua pidato yang saya <br />sampaikan di forum terhormat ini, hakikatnya juga saya tujukan kepada <br />seluruh rakyat Indonesia. <br /><br /><br /><br /><br /><br />Saudara-saudara,<br /><br />Pada kesempatan yang istimewa ini, saya mengajak para hadirin untuk <br />kembali merenungkan dan meneladani nilai-nilai kebangsaan, dan semangat <br />kejuangan yang di-wariskan oleh para pendiri bangsa dan pejuang <br />kemerdekaan. Mereka adalah sumber inspirasi, dan kekuatan bagi kita <br />untuk terus mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan. <br /><br /><br /><br />Pada hari ini, kita juga perlu merenungkan perjalanan reformasi yang <br />telah berlangsung selama 15 tahun. Proses ini telah dimulai sejak <br />Pemerintahan Presiden Habibie, yang dilanjutkan oleh Presiden <br /><a class="zem_slink" href="http://www.gusdur.net/" rel="homepage" target="_blank" title="Abdurrahman Wahid">Abdurrahman Wahid</a>, Presiden Megawati dan terus berlangsung hingga saat <br />ini. Kita juga telah melewati era transisi demokrasi. Sejumlah <br />tantangan dan ujian telah kita lalui. Banyak yang telah kita capai, <br />namun tidak sedikit pula pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan. <br />Konsolidasi demokrasi semakin kita tingkatkan melalui penguatan sistem,<br /> kelembagaan, dan budaya demokrasi.<br /><br /><br /><br /><i>Alhamdulillah</i>, demokrasi semakin tumbuh dan mekar. Hal ini ditandai, antara lain dengan makin berfungsinya <i>checks and balances</i><br /> antar-cabang kekuasaan negara, terlaksananya desentralisasi dan otonomi<br /> daerah, terselenggaranya pemilihan umum secara berkala, damai, <i>fair</i><br /> dan demokratis, serta terbangunnya kelengkapan lembaga negara, yang <br />menjamin kehidupan demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang lebih <br />baik.<br /><br /><br /><br />Kita juga semakin memperkuat tegaknya pranata hukum (<i>rule of law</i>).<br /> Kita sungguh ingin menjadikan hukum sebagai panglima dalam kehidupan <br />berbangsa dan bernegara. Negara juga terus meningkatkan efektivitas <br />penegakkan hukum, serta pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat.<br /> Kita juga semakin menjamin perlindungan serta aksesibilitas bantuan <br />hukum bagi setiap warga, demi terwujudnya keadilan untuk semua. <i>Justice for all</i>.<br /><br /><br /><br />Sungguhpun demikian, kita menyadari bahwa ke depan ini, upaya untuk <br />membuat demokrasi dan pranata hukum berjalan secara lebih baik lagi, <br />masih harus terus kita lanjutkan. <br /><br /><br /><br />Hadirin sekalian yang saya muliakan.<br /><br />Sesungguhnya, apa yang telah kita lakukan dewasa ini tidak sebatas <br />reformasi, tetapi sebuah transformasi. Oleh karena itu, perubahan yang <br />kita kelola merupakan sebuah proses yang mendasar, melibatkan peran <br />aktif berbagai aktor penyelenggara Negara, masyarakat, dan termasuk pula<br /> komunitas dunia usaha. <br /><br /><br /><br />Berkaca pada pengalaman di kawasan lain, <i>alhamdulillah</i> Indonesia <br />telah mampu melalui proses transisi demokrasi dengan relatif damai. Kita<br /> tidak hanya berhasil melewati tahap yang paling kritis, tetapi juga <br />telah mampu menjaga serta terus memperkuat tatanan kehidupan bernegara <br />yang lebih baik. Namun demikian, sekali lagi, kita tidak boleh cepat <br />berpuas diri. Perjalanan masih panjang. Kita harus bekerja lebih keras <br />lagi, untuk memajukan dan menyejahterakan kehidupan rakyat Indonesia. <br /><br /><br /><br />Saya bersama jajaran pemerintah berkomitmen menuntaskan sasaran dan <br />capaian RPJMN 2010-2014, dalam sisa waktu menjelang berakhirnya mandat <br />saya selaku Presiden. Saya yakin dan percaya, melalui kerja keras dan <br />dukungan penuh DPR dan DPD, pemerintah akan dapat menuntaskan agenda <br />pembangunan nasional tersebut.<br /><br /><br /><br />Sejauh ini, melalui kerja sama tersebut, telah banyak capaian <br />pembangunan yang kita hasilkan. Memang, masih terdapat beberapa <br />kekurangan yang perlu terus diperbaiki. Namun, kita harus optimistis <br />bahwa upaya kita akan berhasil. <br /><br /><br /><br />Misalnya, Indeks Pembangunan Manusia telah berhasil kita tingkatkan <br />secara signifikan. Sejumlah indikator memperlihatkan hal itu. Angka <br />Partisipasi Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi menunjukkan realisasi <br />yang menggembirakan. Angka Harapan Hidup terus meningkat, bahkan kita <br />optimis akan mampu mencapai sasaran pada 2014. Tingkat kematian bayi dan<br /> tingkat kematian ibu melahirkan terus menurun. Bahkan kita menjadi <br />contoh keberhasilan sebuah Negara, yang mampu menurunkan secara <br />signifikan penderita tuberkolosis, baik melalui pendeteksian dini maupun<br /> pengobatannya. <br /><br /><br /><br />Kemampuan kita untuk meningkatkan produktivitas nasional telah <br />menunjukkan hasil yang nyata. Hal ini tercermin pada peningkatan <br />pendapatan per kapita, sekaligus menjelaskan semakin membesarnya jumlah <br />kelas menengah di tanah air. Tahun 2004, <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Protein_Data_Bank" rel="wikipedia" target="_blank" title="Protein Data Bank">PDB</a> per kapita kita sebesar <br />1.177 dolar Amerika. Pada tahun 2009 berhasil kita tingkatkan menjadi <br />2.299 dolar Amerika. Angka ini terus meningkat, dan mencapai 3.592 dolar<br /> Amerika pada tahun lalu. Dengan usaha dan kerja keras kita bersama, <i>insya</i> Allah pada akhir tahun 2014, PDB per kapita kita akan mendekati 5.000 dolar Amerika.<br /><br /><br /><br />Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,<br /><br />Realitas dan situasi global dewasa ini masih diwarnai ketidakpastian, <br />baik di bidang politik, keamanan, maupun ekonomi. Di kawasan Timur <br />Tengah dan Afrika Utara misalnya, proses transisi ke arah demokrasi <br />masih belum menentu. <br /><br /><br /><br />Dalam situasi dunia seperti ini, dan ketika hubungan internasional <br />semakin kompleks dan dinamis, suatu paradigma baru diperlukan. Indonesia<br /> berpandangan sangatlah penting untuk mengedepankan semangat kebersamaan<br /> antar-negara, bagi tercapainya stabilitas bersama, keaman-an bersama, <br />dan kemakmuran bersama. Posisi kita sangatlah jelas. Indonesia <br />berketetapan untuk senantiasa menjadi bagian dari solusi terhadap <br />berbagai persoalan global.<br /><br /><br /><br />Di kawasan Asia Pasifik, Indonesia selalu mengajak untuk mewujudkan “<i>dynamic equlibrium</i>”;<br /> keseimbangan yang dinamis. Suatu kondisi yang ditandai dengan tidak <br />adanya kekuatan negara yang dominan. Pola hubungan yang dilandasi oleh <br />semangat kerja sama dan kemitraan; bukan kompetisi apalagi konfrontasi. <br />Suatu keyakinan bahwa kemajuan sebuah negara bukanlah ancaman bagi <br />negara lain, tetapi justru peluang bagi peningkatan kerja sama dan <br />kemitraan. <br /><br /><br /><br />Indonesia juga berpandangan, kini sudah tiba saatnya bagi kawasan Asia <br />Pasifik, bahkan Indo-Pasifik, untuk mengupayakan sebuah traktat <br />persahabatan dan kerja sama (<i>treaty of friendship and cooperation</i>).<br /> Instrumen ini bertujuan untuk meningkatkan saling percaya; <br />mengesampingkan penggunaan kekerasan dalam menyelesaikan sengketa; serta<br /> berlandaskan semangat kebersamaan. <br /><br /><br /><br />Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia berkomitmen untuk terus memastikan <br />kesiapan menuju pembentukan Komunitas ASEAN 2015 melalui tiga <br />pilar—pilar politik dan keamanan, ekonomi, maupun sosial-budaya. Kita <br />juga aktif melibatkan masyarakat dalam proses ini, agar Komunitas ASEAN <br />dapat memberi manfaat dan kemaslahatan bagi kita semua. <br /><br /><br /><br />Saudara-saudara,<br /><br />Kita sangat menaruh perhatian pada perkembangan politik dan keamanan di <br />sejumlah negara Timur Tengah, utamanya di Suriah, Mesir dan Palestina. <br />Berlarutnya instabilitas politik di Timur Tengah juga berdampak pada <br />stabilitas dan keamanan global. Indonesia bersama masyarakat <br />internasional, aktif mendorong berbagai langkah untuk mengatasi <br />permasalahan ini. <br /><br /><br /><br />Dalam kasus Suriah, Indonesia mendorong para pemimpin negara Anggota <br />Tetap Dewan Keamanan PBB untuk lebih berperan aktif, dalam mencari <br />penyelesaian krisis politik dan keamanan di negeri itu. Dunia tidak <br />boleh berpangku tangan, dan membiarkan krisis kemanusian itu terus <br />berlanjut. Untuk menemukan solusi, saya telah berbicara dengan sejumlah <br />tokoh dunia yang memiliki pengaruh besar bagi penyelesaian konflik <br />Suriah; termasuk Sekjen PBB, Presiden Rusia, Perdana Menteri Turki, dan <br />Presiden Iran. Untuk tujuan yang sama, saya juga telah berkirim surat <br />kepada para kepala negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu <br />Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Inggris dan Perancis.<br /><br /><br /><br />Terkait perkembangan di Mesir, kita menyampaikan harapan agar krisis <br />politik dapat segera teratasi. Serta proses rekonsiliasi nasional dapat <br />segera dimulai. Indonesia sangat prihatin atas apa yang terjadi di <br />Mesir hari-hari terakhir ini. Kita berharap korban jiwa yang terus <br />berjatuhan dapat segera dihentikan. Penggunaan kekuatan dan senjata <br />militer dalam menghadapi para pengunjuk rasa, tentulah bertentangan <br />dengan nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan. Saya menyeru agar <br />pihak-pihak yang berhadapan bisa saling menahan diri. Peran para <br />pemimpin dan elit politik sangat menentukan. Saya tahu situasi yang <br />dihadapi oleh bangsa Mesir saat ini sangatlah tidak mudah. Tetapi selalu<br /> ada jalan keluar, jika semua pihak mau membangun kompromi dan <i>win-win solution</i>.<br /><br /><br /><br />Khusus mengenai Palestina, bersama masyarakat internasional lainnya, <br />kita aktif memperjuangkan diraihnya hak-hak sah bangsa Palestina untuk <br />merdeka dan berdaulat. <br /><br /><br /><br />Kita juga terus memperjuangkan peningkatan status Palestina sebagai <br />anggota penuh PBB, dan turut membantu peningkatan kapasitas menuju <br />negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. Indonesia berharap bahwa <br />dimulainya kembali perundingan langsung antara Palestina dan Israel, <br />dapat menuju terbentuknya Negara Palestina yang merdeka, berdaulat, dan <br />hidup berdampingan secara damai dengan negara Israel, sesuai dengan visi<br /> <i>two-states solution. </i><br /><br /><br /><br />Indonesia juga terus aktif mendorong penguatan demokrasi, serta <br />pelindungan dan pemajuan Hak Asasi Manusia pada tingkat kawasan dan <br />dunia. Dalam kaitan itu, Indonesia akan kembali menggelar Bali Democracy<br /> Forum, BDF, yang keenam kalinya, pada bulan November 2013. Selama lima <br />kali penyelenggaraan, BDF telah menjadi forum utama dialog untuk <br />pemajuan demokrasi di Asia Pasifik. <br /><br /><br /><br />Saudara sekalian yang saya muliakan, <br /><br />Tahun 2013 merupakan tahun yang sangat penting dan istimewa bagi <br />Indonesia. Setelah hampir 20 tahun, Indonesia kembali menjadi ketua dan <br />tuan rumah pertemuan puncak Asia-Pacific Economic Cooperation, APEC, di <br />Bali, pada bulan Oktober mendatang. Tema pertemuan APEC di bawah <br />kepemimpinan Indonesia adalah “<i>Resilient Asia-Pacific, Engine of Global Growth</i>”.<br /> Di penghujung tahun ini juga, kita akan menjadi tuan rumah dua <br />pertemuan penting lainnya: World Cultural Forum dan pertemuan tingkat <br />menteri World Trade Organization—WTO. Dalam kesempatan ini, saya <br />mengajak seluruh elemen bangsa untuk turut menyukseskan perhelatan <br />penting ini. <br /><br /><br /><br />Kontribusi internasional Indonesia juga tercermin melalui peran kita <br />dalam berbagai misi pemeliharaan perdamaian dunia. Indonesia telah <br />menjadi salah satu penyumbang utama sejumlah misi perdamaian PBB. Saya <br />yakin, kita semua sependapat, bahwa Indonesia harus terus berkontribusi <br />bagi pemeliharaan perdamaian dan keamanan dunia, atas dasar politik luar<br /> negeri yang bebas-aktif, sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945.<br /><br /><br /><br />Peran strategis Indonesia juga tercermin dengan ditunjuknya Indonesia <br />oleh Sekjen PBB, untuk memimpin Panel yang bertugas menyusun agenda <br />pembangunan dunia pasca-MDGs. Saya bersama Presiden Liberia, Ellen <br />Johnson Sirleaf, dan Perdana Menteri Inggris, David Cameron telah <br />menjalankan amanah ini. Dan saya telah menyerahkan laporan akhir dari <br />Panel kepada Sekjen PBB akhir bulan Mei 2013 di New York. <br /><br /><br /><br />Secara aktif kita juga memperjuangkan terbangunnya kemitraan global, <br />agar dunia dapat bersama-sama mengha-puskan kemiskinan dalam bingkai <br />pembangunan berkesinambungan dan berkeadilan—<i>sustainable growth with equity</i>.<br /><br /><br /><br />Hadirin sekalian yang saya hormati, <br /><br />Perkenankan saya dalam kesempatan ini menyampaikan empat hal penting <br />yang perlu kita cermati saat ini. Pertama, tentang pentingnya kemampuan <br />mengelola ekonomi di tengah ketidakpastian dan perlambatan ekonomi <br />global. Kedua, tentang pentingnya memelihara kerukunan dan toleransi. <br />Ketiga, pentingnya untuk menyukseskan Pemilu 2014 dan suksesi <br />kepemimpinan secara demokratis dan damai. Keempat, pentingnya kita terus<br /> mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik<br /> Indonesia atau NKRI.<br /><br /><br /><br />Hal penting pertama, terkait dengan kemampuan kita menjaga dan mengelola<br /> perekonomian nasional. Bila kita melihat kembali perjalanan ekonomi <br />nasional pasca krisis 1998, <i>Alhamdulillah</i> ekonomi kita terus <br />tumbuh secara berkesinambungan. Daya beli masyarakat terus meningkat, <br />kelas menengah tumbuh secara signifikan, stabilitas fiskal dan moneter <br />terjaga, serta fundamental ekonomi nasional semakin kuat. Sejumlah <br />gejolak eksternal, mulai dari lonjakan harga minyak mentah dunia, hingga<br /> krisis finansial dan ekonomi global, dapat kita hadapi secara baik. <br />Ekonomi tumbuh dalam kisaran 5-6 persen, dunia usaha berkembang, <br />pengangguran semakin berkurang dan angka kemiskinan dapat terus kita <br />turunkan. <br /><br /><br /><br />Semua capaian ini terjadi semata karena kita telah berhasil menyatukan <br />tekad untuk menemukan solusi bagi setiap masalah yang kita hadapi. Dalam<br /> kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan apresiasi kepada para<br /> anggota Dewan yang terhormat, pemerintah daerah, pelaku dunia usaha <br />termasuk para pekerja Indonesia, dan segenap pihak atas segala <br />sumbangsihnya.<br /><br /><br /><br />Saudara-saudara,<br /><br />Di sejumlah forum internasional, baik yang bersifat regional seperti <br />ASEAN dan APEC, maupun multilateral seperti forum G20, saya sering <br />mendapatkan pertanyaan dari banyak pihak menyangkut resep yang dimiliki <br />Indonesia, sehingga kita dapat bertahan terhadap krisis ekonomi global <br />2008-2009, dan bahkan ekonomi kita tumbuh secara mengesankan. <br /><br /><br /><br />Saya menjawab, pengelolaan ekonomi Indonesia selalu mengedepankan <br />prinsip kehati-hatian, dengan tetap menjaga ruang ekspansi yang terukur.<br /> Di banyak negara yang dilanda krisis keuangan dan ekonomi, sering kedua<br /> hal ini dipertentangkan, atau menjadi <i>trade-off</i>. Selain itu, <br />Saya juga sampaikan bahwa “pembangunan ekonomi Indonesia juga ditopang <br />oleh semakin baiknya iklim dunia usaha, terjaganya stabilitas politik <br />dan keamanan serta masifnya gerakan kewirausahaan”. <br /><br /><br /><br />Prinsip kehati-hatian dalam mengelola ekonomi juga tercermin pada <br />komitmen serta kemampuan kita menjaga kesehatan fiskal. Penerimaan <br />negara terus ditingkatkan, belanja terkendali, serta defisit fiskal <br />terhadap Produk Domestik Bruto terjaga di bawah 3 persen. Secara lebih <br />rincinya, hal ini akan saya uraikan nanti pada Pidato RAPBN Tahun <br />Anggaran 2014 beserta Nota Keuangannya. <br /><br /><br /><br />Saudara-saudara,<br /><br />Kita perlu bersyukur, penyesuaian beban subsidi BBM telah kita lakukan. <br />Dalam hal ini, saya ingin kembali menyampaikan penghargaan kepada <br />anggota Dewan yang terhormat dan masyarakat luas atas dukungan yang <br />diberikan, sehingga kita dapat mengurangi beban subsidi BBM pada APBN <br />yang berlebihan. Dengan begitu, kita mampu mengalokasikan anggaran lebih<br /> besar ke program yang lebih bermanfaat bagi masyarakat banyak, utamanya<br /> mereka yang berpendapatan rendah. Seperti program perlindungan sosial, <br />pembangunan infrastruktur dasar, penyediaan sarana transportasi umum, <br />serta program sistem jaminan sosial. <br /><br /><br /><br />Sementara itu, pemerintah juga terus mendorong penguatan pasar domestik dan daya beli masyarakat melalui apa yang kita sebut <i>Keep Buying Strategy</i>.<br /> Strategi untuk tetap mempertahankan dan meningkatan ‘keterjang-kauan <br />konsumsi’ baik dari sisi harga maupun pendapatan masyarakat. Kebijakan <br />yang kita telah tempuh sejak 2004 ini, terbukti mampu memantapkan <br />kapasitas pasar domestik sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi. <br /><br /><br /><br />Sejak tahun 2011, melalui <i>Masterplan</i> Percepatan dan Peningkatan <br />Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), kita telah berketetapan untuk <br />mengakselerasi pemba-ngunan infrastruktur dan konektifitas. Hasilnya <br />mulai ter-lihat. Sejumlah proyek infrastruktur berskala besar sedang <br />dikerjakan di berbagai wilayah tanah air. Hal ini terwujud karena <br />kolaborasi yang baik di antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, <br />BUMN, pelaku usaha dan masyarakat. <br /><br /><br /><br />Tujuan dari semua itu adalah terbangunnya konektivitas nasional, yang <br />pada gilirannya akan mendorong industrialisasi dan hilirisasi. Ekonomi <br />kita juga akan semakin efisien, semakin berdaya saing, dan semakin <br />merata di seluruh wilayah Indonesia. <br /><br /><br /><br />Semua resep itu, terbukti telah mampu menjadikan Indonesia salah satu <br />negara tujuan utama investasi dunia, dengan menyandang predikat <i>investment-grade</i>.<br /> Hal yang juga menggembirakan adalah arus investasi di luar Pulau Jawa <br />terus meningkat. Ini akan menjamin ketersediaan lapangan kerja yang <br />lebih merata, dan meningkatkan kesejahteraan yang lebih luas. <br /><br /><br /><br />Saudara-saudara,<br /><br />Strategi pembangunan ekonomi kita tetap mengedepankan aspek keseimbangan<br /> dan keberlanjutan. Selama sembilan tahun ini, keseimbangan pembangunan <br />dilakukan melalui empat strategi dasar; yaitu pertumbuhan, lapangan <br />kerja, pengentasan kemiskinan, dan pengelolaan lingkungan. Yang kita <br />dorong adalah pertumbuhan yang berkualitas, yaitu pertumbuhan yang <br />menciptakan lapangan kerja, mengurangi angka kemiskinan, dengan tetap <br />menjaga daya dukung alam. Selama ini keempat hal tersebut dapat kita <br />lakukan secara bersamaan. Program peningkatan kesejahteraan secara <br />konsisten juga kita lakukan melalui program-program Pro-Rakyat. <br /><br /><br /><br />Saat ini, Indonesia merupakan Negara berpendapatan menengah dengan <br />tingkat kemiskinan yang secara bertahap berhasil kita turunkan. Penduduk<br /> miskin turun dari 16,66 persen pada 2004, menjadi 11,37 persen pada <br />Maret 2013. Tingkat pengangguran terbuka juga dapat diturunkan dari 9,86<br /> persen, pada 2004 menjadi 5,92 persen pada Februari 2013. Meskipun <br />masih terdapat banyak hal yang perlu terus kita perbaiki, berkurangnya <br />penduduk miskin, dan menurunnya tingkat pengangguran di Indonesia, <br />merupakan bukti penting keberhasilan pemangunan nasional yang kita <br />lakukan bersama. <br /><br /><br /><br />Dalam kesempatan yang baik ini, saya juga ingin menyampaikan berbagai <br />kebijakan dan program kerja pemerintah terkait dengan pengentasan <br />kemiskinan. Seperti saudara-saudara ketahui, pengentasan kemiskinan <br />merupakan salah satu prioritas dan kebijakan utama pemerintah. Komitmen <br />ini ditunjukkan melalui serangkaian program Pro Rakyat, yang dijabarkan <br />ke dalam sejumlah program perlindungan sosial seperti; Bantuan Beras <br />Miskin, Program Keluarga Harapan, Bantuan Operasional Sekolah, Jaminan <br />Kesehatan Masyarakat, Bantuan Siswa Miskin, dan Bantuan untuk Lanjut <br />Usia dan Cacat. <br /><br /><br /><br />Selain itu, program PNPM juga secara nyata telah berhasil membantu <br />pembangunan sarana dan fasilitas dasar di daerah pedesaan. Kebijakan <br />Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang kita jalankan sejak 2007 juga telah <br />memperluas permodalan usaha mikro dan kecil. Tidak kalah penting dari <br />itu semua, kita juga mengintensifkan program Air Bersih, Perumahan <br />Sangat Murah dan Murah, Penyediaan Transportasi Murah, serta bantuan <br />untuk komunitas nelayan dan kaum miskin perkotaan. Pengalaman <br />menunjukkan apapun situasi yang kita hadapi, dan terlebih ketika negara <br />kita ikut terdampak dari krisis dunia, program-program pro-rakyat ini <br />harus kita lak-sanakan dan bahkan kita tingkatkan. <br /><br /><br /><br />Hadirin sekalian yang saya muliakan,<br /><br />Pada kesempatan yang baik ini, saya juga ingin mengingatkan bahwa <br />pembangunan ekonomi yang tengah kita lakukan saat ini menghadapi <br />tantangan baru, yaitu situasi ekonomi dunia yang kurang menggembirakan. <br />Menghadapi situasi seperti ini, kita membutuhkan kesiapan mental dan <br />kebijakan yang tepat, sebagai langkah antisipatif maupun <i>respons</i> <br />terhadap ketidakpastian global. Kita akan selalu pastikan kebijakan <br />ekonomi yang kita tempuh tepat, terukur dan menjawab tantangan. <br />Penjelasan lebih rinci tentang hal ini, akan saya sampaikan dalam pidato<br /> siang hari nanti. <br /><br /><br /><br />Satu hal yang perlu saya tekankan adalah pentingnya menarik pengalaman <br />berharga dari pengelolaan ekonomi di saat krisis. Koordinasi yang baik <br />antara otoritas fiskal, otoritas moneter dan sektor riil sangatlah <br />penting dalam menghadapi setiap gejolak ekonomi global. Sungguh <br />beruntung bahwa saat ini kita telah memiliki Forum Stabilitas Sistem <br />Keuangan, FSSK, yang awalnya beranggotakan Pemerintah, Bank Indonesia, <br />dan Lembaga Penjamin Simpanan. Ketika krisis <i>subprime mortgage</i> <br />terjadi pada 2008, Forum ini mampu menyelamatkan perekonomian Indonesia.<br /> Saya percaya dengan bergabungnya Otoritas Jasa Keuangan, OJK, akan <br />semakin menguatkan perekonomian Indonesia dalam menghadapi setiap <br />gejolak perekonomian dunia. <br /><br /><br /><br />Penguatan ekonomi domestik juga dilakukan melalui kebijakan untuk terus <br />mendorong berkembangnya inovasi, pemanfaatan teknologi, insentif <br />produksi barang setengah jadi (<i>intermediate goods</i>), serta upaya <br />terus menerus meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Selain itu, <br />ruang fiskal terus kita perbaiki melalui peningkatan alokasi anggaran <br />terhadap sektor infrastruktur, perlindungan sosial, transportasi publik <br />dan energi terbarukan. <br /><br /><br /><br />Tidak kalah penting dari itu, pemerintah juga terus memperbaiki kinerja <br />neraca transaksi berjalan melalui peningkatan ekspor, pengelolaan impor,<br /> serta perbaikan iklim investasi melalui sejumlah kebijakan fiskal. <br />Optimalisasi penyerapan anggaran juga terus dilakukan. <br /><br /><br /><br />Melalui hal ini, serta dukungan dan kerja sama semua pihak, kita <br />optimistis kesiapan menghadapi setiap gejolak eksternal menjadi lebih <br />baik lagi, sebagaimana keberhasilan kita melewati krisis ekonomi dunia <br />pada tahun 2008-2009 yang lalu. <br /><br /><br /><br />Hadirin sekalian yang saya muliakan,<br /><br />Hal penting kedua yang perlu saya sampaikan adalah terkait dengan <br />bagaimana kita perlu terus menjaga toleransi, serta mengelola kerukunan <br />antar dan intra umat beragama di Indonesia. Saya mengajak kita semua <br />untuk semakin menyadari bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang <br />majemuk. Kita harus memaknai kemajemukan ini sebagai anugerah, sekaligus<br /> kewajiban untuk mengelolanya secara bijak. Dengan semangat <i>Bhinneka Tunggal Ika</i>,<br /> kita perlu terus memperkuat toleransi. Kita harus terus mencegah <br />terjadinya benturan dan kekerasan komunal, yang akan mengganggu <br />ketenteraman hidup masyarakat dan kesatuan bangsa kita. <br /><br /><br /><br />Pada kesempatan yang baik ini pula, saya ingin mengingatkan kepada <br />seluruh rakyat Indonesia, bahwa negara menjamin sepenuhnya keberadaan <br />individu atau kelompok minoritas. Dalam landasan kebangsaan yang kita <br />anut, kita tidak membeda-bedakan orang atau kelompok berdasarkan latar <br />belakang agama, sosial dan budaya serta perbedaan identitas lainnya. <br />Seluruh warga negara, apa pun latar belakang sosial dan budayanya, <br />memiliki harkat dan kehormatan yang sama. Dalam perspektif berbangsa, <br />tugas kita adalah merawat dan menjaga kemajemukan itu, seraya memperkuat<br /> persatuan nasional.<br /><br /><br /><br />Berdasarkan konstitusi, negara juga menjamin kebebasan beribadah bagi <br />setiap warganya menurut agama dan kepercayaannya. Hendaknya semua orang <br />menghormati aturan konstitusi itu. Tidaklah dapat dibenarkan, bahwa <br />seseorang atau sebuah kelompok memaksakan keyakinannya kepada mereka <br />yang lain, apalagi disertai dengan ancaman, intimidasi, dan tindakan <br />kekerasan. <br /><br /><br /><br />Saudara-saudara,<br /><br />Semua yang saya sebutkan tadi merupakan prinsip utama dalam kehidupan <br />berbangsa dan bernegara yang kita perjuangkan. Kita harus memberikan <br />perhatian yang penuh agar toleransi tumbuh makin subur di antara segenap<br /> warga negara. Semangat untuk menghormati perbedaan juga perlu terus <br />didorong untuk menumbuhkan kesediaan saling bekerja sama dan saling <br />percaya, di antara kelompok-kelompok yang berbeda. <br /><br /><br /><br />Secara umum, hubungan antar-kelompok dan golongan dalam masyarakat kita <br />yang majemuk, sesungguhnya masih terjaga. Walaupun begitu, saya sungguh <br />prihatin dengan masih terjadinya sejumlah insiden intoleransi dan <br />konflik komunal, yang di antaranya bahkan disertai dengan kekerasan. <br />Sebenarnya, itu semua dapat dicegah apabila kita senantiasa <br />mengedepankan dialog. Juga apabila semua pemimpin dan tokoh di seluruh <br />Indonesia, apakah pemerintahan, agama, sosial dan budaya, peduli dan <br />mengambil tanggung jawab bersama. <br /><br /><br /><br />Kita tidak mungkin menghilangkan perbedaan, karena perbedaan itu sendiri<br /> merupakan ciri dari masyarakat majemuk. Yang perlu kita lakukan adalah <br />mencegah perbedaan itu menjadi konflik yang berujung pada kekerasan. <br />Oleh karena itu, saya mengajak para pemuka agama dan tokoh masyarakat, <br />serta orang tua dan para guru, untuk terus menyemaikan nilai-nilai <br />toleransi, dan prinsip hidup berdampingan secara damai. <br /><br /><br /><br />Ketika gelombang radikalisme dan ekstrimisme terjadi di banyak belahan <br />dunia, Indonesia harus tetap mampu mengelola kemajemukan kita. Yang <br />kita perlukan dalam hal ini adalah sinergi dan kerja sama yang baik <br />antara pemerintah, para pemimpin agama dan tokoh masyarakat, serta <br />masyarakat luas.<br /><br /><br /><br />Saya juga meminta agar insan pers dan media massa ikut memupuk modal <br />sosial, agar tumbuh menjadi fondasi yang kuat bagi masyarakat majemuk <br />kita. <br /><br /><br /><br />Tidak kalah pentingnya dengan itu semua, saya juga mengajak seluruh <br />komponen bangsa untuk mengutamakan dialog. Hindari benturan dan tindak <br />kekerasan. Hendaknya setiap orang dan kelompok bisa menahan diri dari <br />amarah dan amok, kesewenang-wenangan dan pengabaian pada hukum, <br />undang-undang dan konstitusi kita.<br /><br /><br /><br />Di atas semua itu, marilah kita tumbuhkan solidaritas sosial, yang <br />dibangun berdasarkan nilai-nilai kebangsaan dan nilai-nilai kemanusiaan <br />yang universal. Mari kita ciptakan kerukunan dalam kehidupan <br />bermasyarakat, ber-bangsa, dan bernegara. Itulah gambaran yang saya <br />percaya, merupakan sendi-sendi paling penting dalam membangun Indonesia <br />yang maju dan berkeadaban, kuat dan bersatu.<br /><br /><br /><br />Saudara-saudara,<br /><br />Kita bersyukur bahwa masyarakat internasional sangat menghargai <br />kepeloporan serta kepemimpinan Indonesia dalam ikut memperjuangkan <br />nilai-nilai toleransi serta kemajemukan, melalui dialog antar-keyakinan <br />dan peradaban di tingkat dunia. <br /><br /><br /><br />Diplomasi Indonesia di tingkat internasional, terus dilakukan secara <br />aktif untuk ikut memperjuangkan toleransi dan kemajemukan. Secara <br />bilateral, saat ini Indonesia memiliki berbagai forum dialog <br />antar-keyakinan, tidak kurang dengan 22 negara. Sejak tahun 2004, <br />Indonesia juga menjadi pemrakarsa berbagai forum dialog serupa, baik di <br />kawasan Asia dan Pasifik, maupun antar-kawasan dalam kerangka Asia <br />Europe Meeting, ASEM. <br /><br /><br /><br />Di forum multilateral, Indonesia juga menjadi salah satu motor bagi <br />terbentuknya "Aliansi Peradaban" di PBB. Bahkan, tahun depan, Indonesia <br />akan menjadi tuan rumah pertemuan internasional tersebut yang melibatkan<br /> berbagai unsur penting masyarakat dunia. <br /><br /><br /><br />Hadirin sekalian yang saya hormati,<br /><br />Hal penting ketiga adalah terkait dengan penyelenggaraan dan persiapan <br />Pemilu 2014, serta suksesi kepemimpinan nasional. Tahun depan, kita akan<br /> melaksanakan Pemilu Legislatif untuk memilih anggota DPR, DPR Provinsi,<br /> DPR Kabupaten atau kota dan DPD RI. Setelah itu, kita juga akan <br />menyelenggarakan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. <br /><br /><br /><br />Pemilu tahun depan merupakan pemilu keempat di era reformasi, yang akan <br />diikuti oleh 12 Partai Politik Nasional dan tiga Partai Politik Lokal di<br /> Aceh. Pemilu juga akan memilih 560 anggota DPR, 132 anggota DPD, 2.137 <br />anggota DPRD Provinsi, dan 20.257 anggota DPRD Kabupaten atau Kota. <br /><br /><br /><br />Dari segi pembiayaan, penyelenggaraan kedua pemilu ini juga tidak <br />tergolong sedikit. Pemerintah menganggarkan tidak kurang dari Rp17 <br />triliun. Belum lagi biaya yang akan disediakan oleh para peserta Pemilu.<br /> Sungguh ini sebuah perhelatan demokrasi yang sangat akbar, tidak saja <br />bagi negeri ini, namun juga dalam bandingannya dengan pemilu di <br />negara-negara demokrasi lainnya. <br /><br /><br /><br />Kita semua berharap dan perlu memastikan bahwa pemilihan umum di tahun <br />2014, akan berlangsung secara lancar, tertib, dan damai. Tidak kalah <br />penting dengan itu, kita juga berharap agar penyelenggaraan pemilu nanti<br /> memenuhi semua standar yang berlaku secara universal, yang dalam <br />tradisi demokrasi haruslah bersifat bebas dan adil; <i>free and fair</i>. Apa yang sudah kita capai dalam tiga pemilu demokratis sebelumnya, perlu kita pertahankan dan bahkan kita tingkatkan. <br /><br /><br /><br />Dalam kesempatan yang baik ini, tentu kita semua berharap agar semua <br />pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pemilihan umum 2014, dapat <br />menjalankan tugas dan kewajibannya dengan penuh tanggung jawab. KPU, <br />Bawaslu, baik yang bertugas di tingkat nasional maupun di daerah, serta <br />DKPP, memikul tanggung jawab penuh bagi tersele-nggaranya pemilihan yang<br /> demokratis. Hendaknya ketiga lembaga tersebut dapat bekerja sama dan <br />memenuhi segala tugas mereka, sesuai dengan kewenangan yang diatur dalam<br /> undang-undang yang berlaku.<br /><br /><br /><br />Kita juga berharap agar partai-partai politik peserta pemilu menjadikan <br />Pemilu 2014, sebagai kesempatan penting untuk meningkatkan kualitas <br />demokrasi di negeri ini. Meningkatkan kualitas demokrasi di tanah air <br />merupakan agenda kita bersama. Untuk itu, partai politik hendaknya <br />membangun hubungan yang lebih akuntabel dengan para konstituennya. <br />Demokrasi kita adalah demokrasi perwakilan. Setiap wakil rakyat <br />hendaknya menjaga kepercayaan yang diberikan para pemilihnya, dan <br />menjadikan amanah tersebut sebagai perjanjian luhur dengan rakyat yang <br />diwakilinya. <br /><br /><br /><br />Saudara-saudara,<br /><br />Di tahun 2014, kita juga akan menyelenggarakan Pemilihan Presiden dan <br />Wakil Presiden. Seperti telah kita ketahui, Pilpres kali ini tidak <br />diikuti oleh <i>incumbent</i>. Sampai saat ini, setidaknya terdapat <br />puluhan nama yang beredar di media masa. Wajah-wajah baru juga muncul, <br />ikut meramaikan bursa bakal calon Presiden dan Wakil Presiden. <br /><br /><br /><br />Semua wajah menyiratkan hasrat yang kuat untuk memberikan yang terbaik <br />bagi negeri ini. Sungguh ini sebuah anugerah, karena negeri ini telah <br />berhasil mendorong munculnya para calon pemimpin baru yang berkualitas <br />dan siap melanjutkan estafet kepemimpinan di negeri ini. Kita berharap, <br />setiap terjadi pergantian kepemimpinan nasional, terdapat angin segar <br />yang membawa dua hal sekaligus: pembaharuan dan kesinambungan, <i>change and continuity</i>. <br /><br /><br /><br />Mari kita pastikan bahwa setiap calon mempersiapkan dirinya dengan <br />sebaik-baiknya, mengambil sebuah tanggung jawab besar untuk menjadi <br />pemimpin di negeri ini. Mari kita pastikan juga, agar para calon secara<br /> aktif menjelaskan visi dan misi mereka, serta solusi yang mereka <br />tawarkan untuk mengatasi berbagai permasalahan bangsa yang kompleks. <br />Mari kita pastikan bahwa rakyat memiliki informasi yang cukup, untuk <br />menilai para calon pemimpin mereka. Dan akhirnya, mari kita pastikan <br />bahwa semua tahapan dalam proses pemilihan itu, berlangsung secara <br />tertib dan transparan.<br /><br /><br /><br />Biarkan rakyat yang memiliki kedaulatan untuk memilih pemimpin mereka, <br />yang diyakini dapat melanjutkan pembangunan bangsa di masa depan. Pada <br />akhirnya, kita harus menghormati pilihan mereka. Dalam demokrasi, <br />rakyatlah yang menentukan, bukan sekelompok kalangan, baik itu <br />pihak-pihak yang berkuasa, maupun para pengamat dan insan pers. Marilah <br />kita bertekad untuk memperlakukan setiap suara yang diberikan rakyat, <br />sebagai sebuah dukungan sekaligus sumber kekuatan, -- menjaga integritas<br /> moral dan semangat yang kuat, untuk berbuat yang terbaik untuk negeri <br />ini -- bagi siapapun yang terpilih nanti.<br /><br /><br /><br />Saudara-saudara,<br /><br />Politik memang dapat mengambil wajah yang keras. Namun, nilai-nilai dan<br /> etika demokrasi mencegah politik berakhir dengan jalan kekerasan. Dalam<br /> bingkai demokrasi, kita harus memastikan bahwa para elite politik <br />memiliki komitmen untuk berkompetisi secara sehat dan sportif, serta <br />pada saat yang sama bersedia pula untuk membangun konsensus, demi <br />kepentingan yang lebih besar yakni sebuah kebaikan bersama. <br /><br /><br /><br />Mereka yang terpilih di pemilu legislatif, dan mereka yang terpilih <br />dalam Pemilihan Presiden, sama-sama terikat oleh tanggung jawab untuk <br />mengutamakan kepentingan yang lebih besar di atas kepentingan partai, <br />kelompok, atau golongannya. Yang terpilih memiliki kewajiban untuk juga<br /> memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi semua orang tanpa <br />kecuali, termasuk mereka yang tidak memberikan suaranya kepada diri atau<br /> partainya. Itulah indahnya demokrasi. <br /><br /><br /><br />Hadirin sekalian yang saya muliakan, <br /><br />Hal penting keempat yang akan saya sampaikan, terkait dengan kewajiban <br />Negara untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah. Apa yang <br />akan saya sampaikan ini tentulah bersifat fundamental dan tidak bisa <br />ditawar-tawar. Di depan sidang yang mulia ini, kita menyatakan tekad <br />untuk dengan segala upaya, mempertahankan kedaulatan dan keutuhan setiap<br /> jengkal wilayah, yang secara sah merupakan bagian integral dari NKRI. <br /><br /><br /><br />Atas dasar tekad itu pula, kita akan bertindak tegas dalam menghadapi <br />setiap ancaman terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah Republik <br />Indonesia. <br /><br /><br /><br /><i>Alhamdulillah</i>, konflik Aceh telah berhasil kita akhiri secara <br />damai. Kini saatnya, segenap elemen masyarakat di Aceh membangun masa <br />depan yang lebih sejahtera, aman dan damai. Dalam kesempatan ini, saya <br />mengajak kita semua untuk terus menghindari segala hal yang berpotensi <br />menciptakan kemunduran, dan kembali ke situasi tidak aman seperti yang <br />kita alami pada masa lalu. Semua pihak, termasuk kalangan yang ada di <br />Aceh, dengan sepenuh hati saya harapkan sungguh memegang teguh semangat <br />dan ketulusan hati untuk mengubur konflik di masa lalu, dan kemudian <br />melangkah ke depan untuk membangun diri, dalam naungan Negara Kesatuan <br />Republik Indonesia.<br /><br /><br /><br />Demikian pula di Papua, kita terus mengutamakan pendekatan kesejahteraan<br /> dan percepatan pembangunan di Provinsi itu. Penegakan hukum dan <br />keamanan dilakukan dengan tetap memberikan penghormatan pada Hak-hak <br />Asasi Manusia, dan kekhususan budaya masyarakat Papua. Pemerintah Pusat <br />terus meningkatkan besaran anggaran untuk mempercepat dan memperluas <br />pembangunan di Papua. Saat ini, berbagai program pembangunan <br />infrastruktur tengah berlangsung secara intensif di berbagai wilayah <br />Papua. Kita juga sedang merancang suatu formula Otonomi Khusus, yang <br />mampu memberikan nilai tambah dan terobosan baru bagi terwujudnya <br />kemajuan dan kemuliaan Papua.<br /><br /><br /><br />Saudara-saudara,<br /><br />Di depan sidang yang mulia ini, kita perlu sekali lagi menegaskan bahwa <br />Aceh dan Papua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI. Pendirian<br /> ini merupakan harga mati bagi bangsa Indonesia. Kita berharap pendirian<br /> ini dipahami oleh semua pihak. Hendaknya kita semua, baik di dalam <br />maupun di luar negeri, menghindari segala bentuk propaganda dan <br />provokasi yang dapat mengganggu kedaulatan dan keutuhan wilayah Republik<br /> Indonesia.<br /><br /><br /><br />Selama ini, kita senantiasa menghormati kedaulatan dan integritas <br />wilayah negara lain, negara-negara sahabat Indonesia. Oleh karena itu, <br />kita berharap prinsip yang sama juga diterapkan secara resiprokal. <br />Melalui penegasan ini saya berharap, agar semua pihak bekerja secara <br />aktif untuk mencegah aktivitas politik yang dapat mengakibatkan <br />terganggunya hubungan baik Indonesia dengan negara-negara sahabat. <br />Jangan lukai perasaan bangsa Indonesia, karena kami juga tidak ingin <br />melukai bangsa lain<br /><br /><br /><br />Saudara-saudara,<br /><br />Itulah empat isu penting dan strategis yang perlu saya sam-paikan pada <br />kesempatan yang baik ini, yaitu: pengelolaan ekonomi di tengah <br />perlambatan ekonomi global; peme-iharaan kerukunan dan toleransi; <br />penyuksesan Pemilu 2014 dan suksesi kepemimpinan; serta pentingnya kita <br />terus mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.<br /><br /><br /><br />Tentu saja di luar keempat isu itu, negara dan pemerintah akan terus <br />melanjutkan apa yang menjadi prioritas dan agenda utama, contohnya di <br />bidang pencegahan dan pemberantasan korupsi, pencegahan dan <br />penanggulangan terorisme dan berbagai kejahatan trans-nasional, serta <br />upaya untuk mengatasi dampak perubahan iklim dan penyelamatan <br />lingkungan.<br /><br /><br /><br />Kita terus melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi bagi <br />terciptanya ‘Indonesia Yang Makin Bersih’. Saya terus mendorong <br />institusi penegak hukum, baik Kepolisian, Kejaksaan maupun KPK, untuk <br />terus melakukan langkah-langkah yang efektif dalam pencegahan dan <br />pemberantasan tindak pidana korupsi tanpa tebang pilih. <br /><br /><br /><br />Kita juga terus mengoptimalkan langkah-langkah penanganan terhadap <br />ancaman dan aksi-aksi terorisme. Selain itu upaya konsisten terus kita <br />lakukan dalam menangani kejahatan transnasional, termasuk pemberantasan <br />penya-lahgunaan dan peredaran gelap narkoba. <br /><br /><br /><br />Kita juga tetap berkomitmen untuk melanjutkan berbagai agenda global <br />terkait dengan ancaman krisis pangan, energi, dan air bersih, serta <br />mitigasi dampak dari perubahan iklim. <br /><br /><br /><br />Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang saya hormati,<br /><br />Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang saya hormati.<br /><br /><br /><br />Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,<br /><br />Menutup Pidato Kenegaraan ini, saya mengajak kita semua untuk juga <br />semakin berorientasi kepada Indonesia Masa Depan. Tahun ini, genap 68 <br />tahun kita merdeka. 32 tahun mendatang, pada 2045, kita akan genap 100 <br />tahun merdeka. Untuk itu, mari teguhkan tekad dan langkah guna <br />mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai Negara Maju, yang lebih mandiri, <br />adil, dan makmur. <br /><br /><br /><br />Untuk mempercepat pencapaian cita-cita ini, kita perlu terus meningkatan<br /> kualitas sumber daya manusia yang unggul. Generasi muda Indonesia harus<br /> kita bina dan kembangkan menjadi generasi yang cerdas, bermental <br />tangguh dan toleran. Kaum perempuan yang memiliki peran penting dalam <br />kehidupan masyarakat, juga perlu kita berikan peluang lebih besar untuk <br />berkarya dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Di samping itu, <br />kita juga terus menumbuhkan budaya inovasi, serta pengembangan dan <br />pemanfaatan teknologi. Bangsa yang maju adalah bangsa yang inovatif dan <br />kompetitif. Tentu, pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam <br />mencapai tujuan ini. Diperlukan dukungan penuh dan sinergisitas dari <br />segenap lapisan masyarakat—baik masyarakat sipil, masyarakat politik, <br />maupun masyarakat ekonomi. <br /><br /><br /><br />Saya mengajak segenap warga bangsa di seluruh tanah air untuk lebih <br />menggelorakan semangat menjadikan Indonesia sebagai negara yang terus <br />bergerak menuju negara maju. <br /><br /><br /><br />Para pendiri republik telah mewariskan 4 konsensus dasar, atau empat <br />pilar kehidupan bernegara, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan <i>Bhinneka Tunggal Ika</i>.<br /> Mari kita jadikan keempat pilar ini menjadi sumber energi dan <br />inspirasi untuk menyukseskan pembangunan bangsa di masa kini dan masa <br />depan.<br /><br /><br /><br />Kepada jajaran pemerintahan dan seluruh rakyat Indonesia di manapun <br />berada, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang<br /> tulus atas peran serta saudara-saudara dalam menyukseskan agenda <br />pembangunan nasional selama ini.<br /><br /><br /><br />Kepada saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air yang mengabdi di <br />berbagai pelosok Nusantara—di pulau-pulau terdepan, di pedalaman, hingga<br /> di kaki-kaki gunung dan daerah terpencil nun jauh di sana—Negara <br />sungguh berterima kasih atas perjuangan dan dedikasi saudara-saudara. <br />Saya bergembira, sebagian dari saudara-saudara, hadir di antara kita <br />pada hari ini. Saudara yang ada di balkon atas, adalah para teladan dan <br />putera-puteri bangsa yang berprestasi dalam berbagai bidang <br />pengabdiannya. Saya bangga atas prestasi dan keteladanan saudara semua. <br /><br /><br /><br />Secara khusus, saya juga ingin menyampaikan penghargaan kepada Para <br />Presiden dan Wakil Presiden pendahulu saya. Mereka adalah putera-puteri <br />terbaik bang-sa. Jasa beliau semua sungguh besar untuk kemajuan negeri <br />yang kita cintai ini. <br /><br /><br /><br />Akhirnya, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, melimpahkan rahmat, <br />karunia, dan ridho-Nya kepada kita semua, dalam membangun bangsa dan <br />negara kita, menuju Indonesia yang lebih maju, lebih adil, lebih <br />sejahtera, dan lebih bermartabat. <br /><br /><br /><br />Dirgahayu Republik Indonesia!<br /><br />Terima kasih,<br /><br /><i>Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.</i><br /><br /><br /><br /><b>Jakarta, 16 Agustus 2013<br /><br />PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,<br /><br />DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO</b><br /><br /><br /><br /><i>SUMBER:  http://www.presidenri.go.id/index.php/pidato/2013/08/16/2172.html</i><b><br /></b><br /><br /> <a href="http://www.presidenri.go.id/index.php/pidato/2013/08/16/2172.html">Presiden Republik Indonesia - Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono</a>: Pidato Kenegaraan dalam rangka HUT ke-68 Proklamasi Kemerdekaan RI<br /><br /><br /><br /><div class="zemanta-pixie" style="height: 15px; margin-top: 10px;"><br /><a class="zemanta-pixie-a" href="http://www.zemanta.com/?px" title="Enhanced by Zemanta"><img alt="Enhanced by Zemanta" class="zemanta-pixie-img" src="http://img.zemanta.com/zemified_h.png?x-id=080900d5-f891-4eda-b6e1-cc865196123f" style="border: none; float: right;" /></a></div><br /></div><br />

Pidato Kenegaraan dalam rangka HUT ke-68 Proklamasi Kemerdekaan RI

English: The Seal of The President of the Republic of Indonesia, color version. (Photo credit: Wikipedia ) Pidato Presiden Jakarta , Jumat, ...

Read more »