Jakarta, the capital of Indonesia and the country's largest commercial center. (Photo credit: Wikipedia) |
PLASADANA.COM - Keluarnya triliunan dana dari pasar
modal rupanya bukan hanya didorong oleh spekulasi atas rencana
pengurangan stimulus moneter dari bank sentral Amerika. Lalu?
Faktor internal dituding turut membuat investor menaruh persepsi miring terhadap kondisi perekonomian domestik.
Hal ini disampaikan oleh ekonom OCBC NISP, Gundy Cahyadi di Jakarta, Kamis (22/8).
Dia mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kepanikan investor, sehingga menarik dananya dari
Indonesia. Pertama, kata dia, tingginya penyaluran kredit perbankan yang tidak diiringi peningkatan investasi.
"Hal ini yang justru menjadi aneh, makannya muncul pertanyaan dana-dana tersebut lari kemana?," Ucapnya.
Faktor kedua, lanjut dia, yakni terkait lambannya pengembangan infrastruktur di dalam negeri. Padahal,
setiap tahunya pertumbuhan kendaraan selalu berada di atas 20 persen.
"Selama bertahun-tahun, pembangunan infrastruktur begitu-begitu saja dan cenderung jalan di tempat," ungkap Gundy.
Sedangkan faktor terakhir, lanjutnya, yakni terkait optimisme pemerintah dalam menentukan target pertumbuhan
ekonomi tahun 2014 yang di atas 6 persen. Hal ini dinilai tanpa diikuti ukuran-ukuran dan strategi yang matang.
"Faktanya, pertumbuhan investasi terus menurun dan rupiah terus melemah," tandas Gundy.
Penulis: Heru Budhiarto