WAKIL Ketua Komisi VI Arya Bima menilai pidato kenegaraan yang disampaikan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam sidang bersama DPR-DPD kurang realistis karena tidak secara gamblang menyingkap tantangan yang perlu dihadapi bangsa ke depan.
“Saya melihat pidato ini kurang realistis. Presiden sebagai kepala negara hanya menyingkap cerita sukses pemerintah, namun tidak menyampaikan sumber masalah dan tantangan ke depan,” ujar Arya Bima kepada wartawan di DPR, Jumat 16 Agustus 2013.
Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan sebagai kepala negara seharusnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih mengangkat persoalan ekonomi, politik dan sosial budaya yang lebih realistis dan memberikan pencerahan terhadap persoalan yang terjadi.
“Ini pidato kenegaraan dalam rangka HUT Ke-68 Proklamaasi RI, jangan lantas hanya berbicara tentang `success story` pemerintah saja, tanpa pencerahan,” kata dia.
Arya mengatakan dalam pidatonya sejatinya Presiden telah menyampaikan tantangan pembangunan ekonomi nasional. Namun menurut dia masih ada beragam masalah lain yang seharusnya bisa diangkat.
“Misalnya masalah intoleransi masyarakat, prinsip gotong royong yang semakin hilang, lalu masalah pemilihan umum yang masih banyak kekacauan, termasuk masalah impor,” ujar dia.
Pada Jumat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan Pidato Kenegaraan Dalam Rangka HUT Ke-68 Proklamasi Kemerdekaan RI, di depan sidang bersama DPR-DPD.
Dalam pidatonya Presiden mengajak seluruh pihak merenungkan dan meneladai nilai-nilai kebangsaan dan semangat kejuangan yang diwariskan para pendiri bangsa dan pejuang kemerdekaan. (amr-ant)
sumber: matanews